Page 26 - Aku Anak Kajang
P. 26

makan  dengan bertani.  Tempat kami  menggantungkan

          hidup. Hutan benar-benar menjadi paru-paru kami
          sebagai orang Kajang.


               Aku  bersyukur,  selama ini  kami  terikat  aturan
          adat untuk terus menjaga hutan dan alam sekitar kami.
          Menurut  adat, sesuai dengan  pasang ri Kajang yang

          berarti ‘pesan di Kajang’, orang yang ingin menebang
          sebatang kayu  dalam hutan,  harus  menanam  dulu  dua

          pohon dan merawatnya hingga tumbuh sempurna. Jika
          bukan karena pesan adat itu, mungkin hutan di kampung

          kami sudah habis dibabat.

               Pasang ri Kajang bukan hanya aturan tentang

          hutan,  tetapi juga  tentang ketuhanan,  bermasyarakat,
          dan  bergaul.  Ya,  semua  ada larangannya,  tetapi setiap

          larangan selalu punya alasan dan setiap  alasan pasti
          untuk kebaikan bersama.


               “Kamu mau cokelat?”

               Sebelum       mengangguk,       Kak      Aldino     sudah

          menyuguhkan cokelat untukku.

               “Sepotong  saja,” ucapku mengembalikan potongan

          cokelat yang separuhnya.

               “Buat kamu saja,” ucap Kak Aldino sambil memberi

          isyarat penolakan dengan telapak tangannya.


          18
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31