Page 43 - Aku Anak Kajang
P. 43

Rumah  Kajang terbuat dari kayu, bukan semata

            karena rumah beton menggunakan semen dan besi yang
            merupakan produk teknologi, tetapi juga  karena rumah
            beton dianggap tidak ramah alam.


                     “Kata ayah, untuk  membangun rumah beton
            menggunakan batu bata. Pembuatan batu bata  menggunakan

            tanah liat dan melalui proses pembakaran yang
            membutuhkan banyak kayu. Bisa dibayangkan jika hutan

            dikorbankan   demi membuat batu bata, pengambilan
            tanah liat juga akan merusak permukaan tanah.”


                     “Tetapi untuk  membuat rumah  panggung kan,
            juga butuh kayu?”


                     Aku terdiam.  Kak Aldino benar. Namun, sebelum
            aku mengangguk membenarkan pertanyaan Kak Aldino,
            ibu yang sedang menenun membantuku menjawab

            meski menggunakan bahasa Konjo. Ibu memang tak dapat
            berbahasa Indonesia, setiap ada tamu dan menginap di
            rumah kami, akulah yang menjadi penerjemah.


                     Ayah dan ibu bahkan menyekolahkanku dengan
            harapan aku  dapat  berbahasa Indonesia. Oleh  karena

            itu, ibu sangat senang kalau ada tamu yang menginap di
            rumah karena bisa melihat dan mendengarkan aku pintar
            berbahasa Indonesia.






                                                                          35
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48