Page 44 - Aku Anak Kajang
P. 44

“Kamu paham bahasa ibuku?”  tanyaku sambil

          tersenyum.


                  Aldino hanya mengangkat bahu.

                  “Tetapi aku suka mendengarnya.”


                  Kata ibu  tentang  rumah  beton,  orang  Kajang

          berpantang menggunakan  rumah  beton,  selain  karena
          menggunakan teknologi,  juga karena  batu bata terbuat
          dari tanah. Rumah dari batu bata sama halnya dengan

          kuburan  karena  terbuat dari tanah. Orang-orang  yang

          tinggal di rumah beton sudah dianggap mati dan
          terkubur.


                  “Wahh, setiap larangan selalu ada pesan di
          baliknya.”


                  “Oleh karena itu, kami tak berani melanggar
          petuah leluhur yang kami sebut sebagai Pasang ri Kajang.”


                  “Petuah di Kajang?” Kak Aldino mencoba menebak.


                  Aku mengangguk mengiyakan.

                   “Punna nita’bangi kayua ri  boronga, angnqu-

          rangngi bosi, appatanrei timbusua, anjo boronga angkontai
          bosia, aka‘na kayua appakalompo timbusu, raung kayua

          angngonta bosi.”



          36
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49