Page 52 - Aku Anak Kajang
P. 52
AKU ANAK KAJANG
Pagi-pagi sekali aku dan Kak Aldino sudah meninggalkan
rumah panggungku. Kak Aldino pamit kepada kedua
orang tuaku dengan mencium tangan. Ayah dan ibu
hanya mengangguk-angguk sambil tersenyum saat Aldino
menyampaikan ucapan terima kasihnya karena mereka
tak paham bahasa Indonesia. Akulah yang bertugas
menerjemahkannya.
Kami lalu berjalan menyusuri Kajang Dalam
menuju pintu gerbang perbatasan kampung. Kak
Aldino menggandeng bahuku sambil terus bercerita.
“Kamu harus sekolah tinggi-tinggi! Harus rajin
belajar! Di luar sana, dunia sangat luas untuk dijelajahi.”
“Aku ingin seperti Kak Aldino, menjadi penulis
buku. Aku ingin menulis tentang Kajang agar orang-
orang di luar sana mengenal Kajang.”
“Bagus! Berarti kamu harus banyak membaca.”
Tak terasa, kami sudah tiba di perbatasan Kajang
Dalam dan Kajang Luar. Sekolahku tak jauh dari pintu
gerbang. Anak-anak sekolah yang lain sudah mulai
banyak yang berdatangan. Mereka berlarian senang
memasuki pintu gerbang sekolah.
44