Page 49 - Candiku Yang Hebat
P. 49
Bab 8
Kekesalan Irwan!
Sebelum semuanya terjadi, Irwan sudah melompat dari duduknya. Ia berdiri dengan
tangan terentang ke arah keduanya. Sebelah tangannya mencegah Bian mendekat, sebelah
tangannya lagi menahan Ale beringsut dari balik mejanya. Bu Lita ikut bergegas mendekat,
tak ingin pertengkaran itu semakin memanas.
“Kalian berdua ingin tahu candi mana yang sebenarnya paling hebat?” teriak Irwan
lantang. Matanya berkilat-kilat.
Ale dan Bian tak menjawab. Keduanya hanya berdiri di tempatnya masing-masing,
saling menatap dengan sorot permusuhan.
“Boleh saya ikut bicara di depan, Bu?” pinta Irwan ke arah Bu Lita yang sudah berdiri
di samping Bian. Bu Lita sudah bersiaga kalau Ale dan Bian lepas kendali. Ia harus bisa
mencegahnya.
“Boleh Wan,” angguknya. Bu Lita sepertinya tahu, ada sesuatu yang ingin disampaikan
Irwan untuk menengahi permusuhan ini. Setelah itu Bu Lita menoleh ke arah Bian dan Ale
bergantian. “Kalian berdua duduk!” perintahnya tegas.
Irwan segera melesat ke depan lalu berdiri dengan wajah serius. Ia mengedarkan
pandangannya ke seisi kelas, menatap wajah teman-temannya satu per satu. Mereka semua
tampak ikut tegang. Ale dan Bian semakin tidak bisa didamaikan.
“Apakah sebegitu pentingnya menjadikan candi di negara masing-masing sebagai yang
terhebat?” tanya Irwan. Ia mengarahkan pandangannya pada Ale dan Bian bergantian.
Keduanya membisu. Bahkan seisi kelas pun ikut terdiam. Suasananya sungguh tidak
mengenakan. “Aku ingin tahu, siapa yang setuju kalau candi-candi di Indonesia itu indah
dan megah?”
Sejumlah anak mengacungkan tangannya tanpa ragu. Awalnya hanya sebagian,
tapi lama-lama hampir semua tangan teracung tinggi. Melihat itu Ale tersenyum penuh
41