Page 52 - Candiku Yang Hebat
P. 52

berbaur dengan adat istiadat yang masih dipegangnya. Bukankah dengan demikian sudah

          terjadi  percampuran  budaya  dengan  sendirinya?  Kalau  sekarang  kita  melihat  adanya

          beberapa kemiripan dalam budaya, makanan, atau kebiasaan, itu karena nenek moyang

          kita berasal dari keturunan yang sama! Konsep pembangunan candi zaman dahulu pun bisa

          jadi sebenarnya berasal dari pemikiran yang sama.”

               Rachel terbelalak. Iya juga, pikirnya. Seperti halnya sekarang, perdagangan zaman

          dahulu pun pasti menghubungkan masyarakat di berbagai bangsa, budaya, dan juga agama.

          Para  pendatang  akan  menerapkan  pola  hidup dan  budaya  mereka  di tempat  baru  dan

          berbaur dengan kebiasaan setempat.

               “Dan ada satu lagi yang baru aku temukan di internet kemarin. Kita tidak perlu lagi

          membandingkan candi siapa yang paling hebat, karena candi-candi Indonesia dan Thailand

          ini ternyata memiliki keterkaitan satu sama lain,” ujar Irwan semangat. Ia juga tidak pernah

          menduganya dan baru kali ini membaca informasinya. Mudah-mudahan bisa membukakan

          mata Ale dan Bian agar tak lagi ngotot-ngototan.

               “Apa itu, Wan?” teriak Miko.

               “Keindahan  dan  kemegahan  Borobudur  sudah  diceritakan  tadi  oleh  Ale.  Lalu,

          kecantikan Wat Phra Kaew di kompleks Grand Palace pun sudah dibahas Bian beberapa

          hari lalu. Ternyata kedua candi ini memiliki kedekatan secara fisik!” Irwan menatap Ale

          dan Bian bergantian tetapi keduanya tidak memberikan respons yang diharapkan. Apakah

          mereka benar belum tahu?

               “Dalam buku Borobudur: Golden Tales of Buddhas yang ditulis oleh John Norman Miksic

          diceritakan  kalau  Raja  Chulalongkorn  dari  Kerajaan  Siam  pernah  datang  ke Pulau  Jawa

          pada tahun 1896. Melalui buku ini diketahui kalau Raja Chulalongkorn saat itu meminta

          izin kepada pemerintah Hindia Belanda untuk membawa pulang beberapa arca dari candi

          Borobudur.”

               Dini dan Nuri terbelalak lebar.

               Irwan mengangguk. “Lima patung Buddha, tiga puluh relief, dan dua patung singa

          dibawa ke kerajaan Siam. Belum lagi beberapa benda bersejarah lainnya dan tahukah di

          mana patung-patung ini kemudian diletakkan?”

               “Di mana, Wan?” kejar Rachel tak sabar.

          44
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57