Page 54 - Candiku Yang Hebat
P. 54
“Kalau kamu diberi kesempatan untuk mengunjungi candi-candi di Thailand, apakah
kamu akan menolak?” tanya Irwan lagi.
Ale mendongak cepat, lalu menghela napas dengan berat. “Tidak!” gelengnya. Ia
menyukai candi. Ia menyukai sejarah. Kalau harus jujur, penjelasan Bian tentang candi-
candi di Thailand sungguh sangat menggodanya tetapi Ale telanjur malu untuk mengakuinya.
“Bagaimana denganmu Bi? Pernah ke Borobudur atau Prambanan?”
“Mamaku sudah bilang liburan sekolah nanti akan mengajakku ke sana.” Bian
menyeringai. “Dan aku sudah tidak sabar.”
“Jadi, tidak perlu ada permusuhan lagi, kan? Tidak perlu ada yang ngotot candinya
yang terhebat lagi? Karena kalian sebenarnya saling mengagumi candi masing-masing.”
Irwan tertawa. “Ayo, salaman!”
“Salaman! Salaman! Salaman!” Seisi kelas pun mendadak pecah oleh tepuk tangan
dan teriakan. Mereka tertawa penuh rasa senang. Ale dan Bian tidak akan bermusuhan
lagi. Sekarang mereka bisa meminta Ale dan Bian menceritakan candi-candi lain secara
bergantian setiap hari. Asyik sekali, kan?
Ale mengendikkan bahunya, lalu berjalan dengan bahu tegak ke arah Bian. “Maafkan
aku ya Bi. Aku sangat menyukai candi. Semua candi, di manapun lokasinya, akan merupakan
yang terhebat di mataku. Temasuk candi-candi di negaramu.”
“Aku juga minta maaf, Le,” balas Bian sungguh-sungguh. Ia datang ke Indonesia bukan
untuk mencari musuh karena ini adalah rumahnya juga.
Bu Lita menarik napas panjang dan dalam. Lega sekali. Ia bangga mereka dapat
menyelesaikan sendiri masalahnya. Lihat, dua anak yang semula bermusuhan itu kini sudah
berjabat tangan erat dengan senyum tulus di bibir masing-masing. Bu Lita yakin, kesamaan
hobi mereka terhadap sejarah dapat menjadikan mereka sahabat erat yang tak terpisahkan
ke depannya.
“Oya Le,” kata Bian sebelum melepaskan jabatan tangannya. “Bagaimana kalau liburan
nanti kamu ikut bersamaku mengunjungi candi-candi hebat yang ada di Indonesia? Orang
tuaku pasti tidak akan keberatan.”
HAH? Semua anak langsung melotot ke arah Bian. Ngajak Ale saja? Curang!
“IKUUUTTT ….” [*]
46