Page 174 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 174
160
TKW. Mereka tidak mempermasalahkan hal itu. Bahkan
ketika mereka tahu bahwa Acik menggunakan hasil kerjanya
untuk membiayai kuliahnya dan adiknya, mereka sangat
mengapresiasi tekad dan semangat Acik. Sementara itu, Tini
bertekad mengupayakan agar anaknya yang berusia balita
nanti dapat mengenyam pendidikan tinggi, agar tidak bernasib
sama seperti orang tuanya. Kalau untuk itu dia harus berangkat
lagi menjadi TKW—apabila suaminya mengizinkan—dia
ROSDA
mungkin akan berangkat lagi.
Pemberdayaan masyarakat membutuhkan banyak pihak
untuk berperan sebagai katalisator. Tentunya diperlukan
peran lembaga pengerah tenaga kerja seperti PPTKIS yang
berorientasi kemanusiaan dan pemberdayaan perempuan.
PPTKIS yang mau membuka diri terhadap kalangan di
luar, agar mereka juga bisa menjalankan perannya dengan
baik. Dalam hal ini, Ani, sang sutradara, menilik pengusaha
PJTKI yang membuka pintu perusahaannya menjadi tempat
shooting. Sang pengusaha ini akhirnya malah mengajak Ani
untuk terlibat dalam pembekalan calon TKW. Film HHN
menjadi andalan Ani sebagai media informasi. Atas izin Ani,
saya sendiri berharap bisa memberikan copy CD film ini ke
kalangan PPTKIS, bila mereka tertarik menggunakannya untuk
pembekalan. Berangkat ke luar negeri dengan misi jelas akan
menjadi suntikan semangat luar biasa bagi para calon TKW.
Di mata saya, Acik mewakili suara Ani sendiri. Sebagai
mantan BMI yang berhasil lulus kuliah, Ani (dan Acik)
menorehkan harapan bagi teman-temannya yang masih bekerja
di Hong Kong atau negara lain, dan juga para calon TKW
yang berada di pembekalan. “Janganlah menyia-nyiakan kerja