Page 231 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 231
217
saat ini, kita gagal memaknai literasi; sekaligus gagal
menggunakannya untuk menjawab tantangan pendidikan
yang semakin kompleks. Menaikkan peringkat Indonesia
pada tes PISA dan meningkatkan gengsi kita di panggung
pendidikan internasional tentu merupakan tantangan yang
penting. Namun ada satu hal yang lebih penting: bagaimana
menjadikan siswa literat, mampu berpikir kritis, memahami
nilai budaya dalam konteks jati dirinya sebagai anggota
ROSDA
komunitasnya? Bagaimana menjadikan masyarakat literat;
mampu memahami, memilah informasi, dan menggunakannya
untuk kehidupannya? Pertanyaan-pertanyaan ini tak dapat
dijawab melalui program tantangan membaca semata.
Dalam konteks pendidikan formal, pelatihan literasi
seharusnya tak berhenti pada upaya meningkatkan
kemampuan guru-guru untuk memotivasi minat baca siswa
dan membuat sudut baca kelas. Pelatihan-pelatihan literasi
perlu meningkatkan mutu pembelajaran; apakah literasi hanya
menjadi tanggung jawab guru bahasa? Bila tidak, bagaimana
guru membumikan materi pembelajaran dan menjadikannya
relevan dengan kehidupan siswa? Bagaimana guru dapat
memanfaatkan literasi sebagai kapital budaya? Bagaimana
guru mampu mendayagunakan teks kulturalnya dalam
mengembangkan materi ajar? Strategi-strategi literasi seperti
apa yang diperlukan untuk menguatkan proses pembelajaran
di semua mata pelajaran? Pada saat yang sama, pelatihan
literasi juga perlu memotivasi guru untuk memampukan
siswa mengeksplorasi teks kultural di sekitarnya untuk
meningkatkan pemahamannya.