Page 95 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 95
81
bahwa BMI tidak seharusnya diremehkan hanya karena profesi
mereka. Lanjutnya, BMI perlu diberi ruang yang lebih lapang
untuk bisa mengembangkan potensi mereka (Iswandono, 2010).
Gairah menulis para BMI tak hanya tampak pada dunia
blogging. Tulisan kreatif para BMI juga dipublikasikan dalam
bentuk novel, kumpulan esai (antologi), artikel dan cerpen
di media. Dalam pandangan kajian budaya, karya penulisan
kreatif merupakan artefak budaya dengan makna yang dapat
ROSDA
dipersepsikan secara berbeda oleh pembaca yang tumbuh
dalam konteks sosial yang berbeda dengan penulis.
Bab ini menyajikan praktik literasi para BMI, baik
dalam bentuk blogging maupun penulisan kreatif dalam
bentuk memoir. Saya mengkaji bagaimana para BMI penulis
menggunakan artefak budaya ini sebagai sarana rekonstruksi
identitas dan pemberdayaan komunitas. Apa yang istimewa
tentang praktik literasi BMI? Bagaimana mereka menggunakan
literasi untuk menegosiasikan makna diri mereka? Bagaimana
praktik literasi ini digunakan untuk menanggapi stereotip
negatif sosok BMI, yang sering direpresentasikan sebagai
pembantu yang bodoh, submisif, dan pasif. Bagaimana pula
mereka menyusun strategi menghadapi kungkungan ruang
dan waktu dalam bentuk kesibukan pekerjaan domestik
dan keterbatasan waktu luang? Saya akan membawa Anda
berkenalan lebih dekat dengan Rie rie, Yani, Fera, dan Rini dan
melalui karya-karya dan perbincangan dengan mereka berikut
ini.