Page 185 - Kelas X Sejarah Indonesia BS press
P. 185

suatu  bentangan  air yang  sangat luas.  Setiap  perubahan  warna,
                 pola gerak air,  bentuk gelombang,  jenis  burung,  dan  ikan  yang
                 mengitarinya dapat membantu pelaut dalam mengambil keputusan
                 atau  tindakan  untuk menentukan   arah  perjalanan.  Sejak dulu
                 mereka sudah   mengenal  teknologi  arah  angin  dan  musim untuk
                 menentukan    perjalanan  pelayaran  dan   perdagangan.   Kapal
                 pedagang   yang  berlayar ke selatan  menggunakan  musim utara
                 dalam Januari  atau  Februari  dan  kembali  lagi  pulang  jika angin
                 bertiup  dari  selatan  dalam Juni,  Juli,  atau  Agustus.  Angin  musim
                 barat daya di Samudra Hindia adalah antara April sampai Agustus,
                 cara yang paling diandalkan untuk berlayar ke timur. Mereka dapat
                 kembali  pada musim yang    sama setelah  tinggal  sebentar—tapi
                 kebanyakan tinggal untuk berdagang—untuk menghindari musim
                 perubahan yang rawan badai dalam Oktober dan kembali dengan
                 musim timur laut.

                       Bacaan   berikut  akan   memaparkan     tentang  aktivitas
                 perdagangan   antarpulau  pada masa awal   perkembangan   Islam
                 di  Indonesia.  Memahami  aktivitas  pelayaran  dan  perdagangan
                 antarpulau  yang  membawa serta pesan-pesan    agama ini  dapat
                 menjadi  pelajaran  dan  menambah  rasa syukur terhadap  Tuhan
                 Yang Maha Esa.


                 „     Memahami Teks


                       Berdasarkan data arkeologis seperti prasasti-prasasti maupun
                 data historis  berupa berita-berita asing,  kegiatan  perdagangan  di
                 Kepulauan Indonesia sudah dimulai sejak abad pertama Masehi. Jalur-
                 jalur pelayaran dan jaringan perdagangan Kerajaan Sriwijaya dengan
                 negeri-negeri di Asia Tenggara, India, dan Cina terutama berdasarkan
                 berita-berita Cina telah dikaji, antara lain oleh W. Wolters (1967).
                 Demikian  pula dari  catatan-catatan  sejarah  Indonesia dan  Malaya
                 yang  dihimpun  dari  sumber-sumber Cina oleh  W.P Groeneveldt,
                 telah  menunjukkan  adanya jaringan–jaringan  perdagangan  antara
                 kerajaan-kerajaan di Kepulauan Indonesia dengan berbagai negeri
                 terutama dengan Cina. Kontak dagang ini sudah berlangsung sejak


                                                                                  Sejarah Indonesia  177
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190