Page 187 - Kelas X Sejarah Indonesia BS press
P. 187

Cina,  Lequeos,  Bruei,  Lucus,  Tanjung  Pura,
                 Lawe,  Bangka,  Lingga,  Maluku,  Banda,  Bima,
                 Timor, Madura, Jawa, Sunda, Palembang, Jambi,
                 Tongkal, Indragiri, Kapatra, Minangkabau, Siak,
                 Arqua, Aru, Tamjano, Pase, Pedir, dan Maladiva.

                       Berdasarkan     kehadiran     sejumlah
                 pedagang  dari  berbagai  negeri  dan  bangsa di
                 Samudra Pasai,   Malaka,  dan  bandar-bandar
                 di  pesisir utara Jawa sebagaimana diceritakan
                 Tome Pires,  kita dapat mengambil  kesimpulan
                 adanya   jalur-jalur  pelayaran  dan  jaringan  Sumber : Ensiklopedi Jakarta Jilid I. 2005.
                 perdagangan   antara beberapa kesultanan   di  Gambar 3.9 Pedagang Arab dari
                 Kepulauan Indonesia baik yang bersifat regional   Hadramaud
                 maupun internasional.


                       Hubungan    pelayaran  dan  perdagangan  antara Nusantara
                 dengan  Arab  meningkat menjadi  hubungan  langsung  dan  dalam
                 intensitas  tinggi.  Dengan  demikian  aktivitas  perdagangan  dan
                 pelayaran di Samudra Hindia semakin ramai. Peningkatan pelayaran
                 tersebut berkaitan  erat dengan  makin  majunya perdagangan  di
                 masa jaya pemerintahan   Dinasti  Abbasiyah  (750-1258).  Dengan
                 ditetapkannya Baghdad menjadi pusat pemerintahan menggantikan
                 Damaskus   (Syam),  aktivitas  pelayaran  dan  perdagangan  di  Teluk
                 Persia menjadi lebih ramai. Pedagang Arab yang selama ini hanya
                 berlayar sampai India, sejak abad ke-8 mulai masuk ke Kepulauan
                 Indonesia dalam rangka perjalanan ke Cina. Meskipun hanya transit,
                 tetapi  hubungan  Arab  dengan  kerajaan-kerajaan  di  Kepulauan
                 Indonesia terjalin secara langsung. Hubungan ini menjadi semakin
                 ramai  manakala pedagang    Arab  dilarang  masuk ke Cina dan
                 koloni  mereka dihancurkan  oleh  Huang  Chou,  menyusul  suatu
                 pemberontakan   yang  terjadi  pada 879  H.  Orang–orang  Islam
                 melarikan  diri  dari  Pelabuhan  Kanton  dan  meminta perlindungan
                 Raja Kedah dan Palembang.






                                                                                  Sejarah Indonesia  179
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192