Page 188 - Kelas X Sejarah Indonesia BS press
P. 188

Ditaklukkannya Malaka oleh Portugis pada 1511, dan usaha
                               Portugis  selanjutnya untuk menguasai  lalu  lintas  di  selat tersebut,
                               mendorong para pedagang untuk mengambil jalur alternatif, dengan
                               melintasi Semenanjung atau pantai barat Sumatra ke Selat Sunda.
                               Pergeseran ini melahirkan pelabuhan perantara yang baru, seperti
                               Aceh, Patani, Pahang, Johor, Banten, Makassar dan lain sebagainya.
                               Saat itu,  pelayaran  di  Selat Malaka sering  diganggu  oleh  bajak
                               laut.  Perompakan  laut sering  terjadi  pada jalur-jalur perdagangan
                               yang  ramai,  tetapi  kurang  mendapat pengawasan  oleh  penguasa
                               setempat. Perompakan itu sesungguhnya merupakan bentuk kuno
                               kegiatan dagang. Kegiatan tersebut dilakukan karena merosotnya
                               keadaan politik dan mengganggu kewenangan pemerintahan yang
                               berdaulat penuh atau kedaulatannya di bawah penguasa kolonial.
                               Akibat dari  aktivitas  bajak laut,  rute pelayaran  perdagangan  yang
                               semula melalui  Asia Barat ke Jawa lalu  berubah  melalui  pesisir
                               Sumatra dan Sunda. Dari pelabuhan ini pula para pedagang singgah
                               di Pelabuhan Barus, Pariaman, dan Tiku.

                                    Perdagangan pada wilayah timur Kepulauan Indonesia lebih
                               terkonsentrasi  pada perdagangan  cengkih  dan  pala.  Dari  Ternate
                               dan Tidore (Maluku) dibawa barang komoditas ke Somba Opu, ibu
                               kota Kerajaan  Gowa di  Sulawesi  Selatan.  Somba Opu  pada abad
                               ke-16 telah menjalin hubungan perdagangan dengan Patani, Johor,
                               Banjar,  Blambangan,  dan  Maluku.  Adapun  Hitu  (Ambon)  menjadi




















                               Sumber :Bambang Budi Utomo. 2011. Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam. Jakarta:
                               Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
                               Gambar 3.10. Situasi Bandar Makassar

             180 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193