Page 157 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 157
1. Tantra:
Kata tantra berasal dari bahasa Sanekerta
yang memiliki makna “memperluas”.
Tantra merupakan salah satu dari sekian
banyak konsep pemujaan kehadapan
Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, di mana manusia
kagum pada sifat-sifat kemahakuasaan-
Nya sehingga memiliki keinginan
untuk mendapatkan kesaktian. Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2003:1141
menjelaskan tantra ‘tantrisme’ adalah
ajaran dalam agama Hindu yang
mengandung unsur mistik dan magis.
Mistik dapat dipahami sebagai eksistensi Sumber: www yogapoint.com/11-07-2012
tertinggi kesadaran manusia, di mana Gambar 3.2 Sikap Semadi
ragam perbedaan (“kulit”) akan lenyap, eksistensi melebur ke dalam
kesatuan mutlak hal ikhwal, nilai universalitas, alam kesejatian hidup, atau
ketiadaan. Kesadaran tertinggi ini terletak di dalam batin atau rohaniah,
mempengaruhi perilaku batiniah (bawa) seseorang, dan selanjutnya
mewarnai pola pikirnya. Atau sebaliknya, pola pikir telah dijiwai oleh nilai
mistikisme yakni eksistensi kesadaran batin. Meskipun demikian, eksistensi
mistik yang sesungguhnya tidaklah berhenti pada perilaku batin (bawa)
saja, lebih utama adalah perilaku jasad (solah). Artinya, mistik bukanlah
sekedar teori namun lebih ke arah manifestasi atau mempraktikkan perilaku
batin ke dalam aktivitas hidup sehari-harinya dalam berhubungan dengan
sesama manusia dan makhluk lainnya. Diantara kita tentu ada yang tidak
ingin menjadi seorang agamis, yang hanya terpaku pada simbol-simbol
agama berupa penampilan fisik, jenis pakaian, cara bicara, bahasa, gerak-
gerik, bau minyak wanginya. Ada baiknya diantara kita menjadi seorang
praktisi (penghayat) akan teori-teori agama sehingga tidak hanya pintar
berbicara. Hal itu menjadi hak setiap orang untuk memilih, masing-masing
tentu akan membawa dampak yang berbeda-beda. Damarjati Supadjar,
mengemukakan bahwa ciri-ciri mistikisme adalah sebagai berikut:
Mistikisme adalah persoalan praktik; Secara keseluruhan, mistikisme
adalah aktivitas spiritual; Jalan dan metode mistikisme adalah cinta kasih
sayang; Mistikisme menghasilkan pengalaman psikologis yang nyata; dan
Mistikisme sejati tidak mementingkan diri sendiri.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 147