Page 159 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 159

merupakan akumulasi   dari  berbagai  praktek dan gagasan yang memiliki
                  ciri utama penggunaan ritual, ditandai dengan pemanfaatan sesuatu yang
                  bersifat  duniawi, untuk menggapai  dan mencapai  sesuatu yang bersifat
                  rohani, serta  penyamaan atau pengidentikan antara  unsur mikrokosmos
                  dengan unsur makrokosmos. Praktisi   tantra  memanfaatkan prana  (energi
                  semesta) yang mengalir di  seluruh alam  semesta  (termasuk dalam  badan
                  manusia) untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan itu bisa berupa
                  tujuan material, bisa pula tujuan spiritual, atau gabungan keduanya. Para
                  penganut  tantra  meyakini  bahwa  pengalaman mistis  adalah merupakan
                  suatu keharusan yang menjamin keberhasilan seseorang dalam menekuni
                  tantra. Beberapa  jenis  tantra  membutuhkan kehadiran seorang guru yang
                  mahir untuk membimbing kemajuan siswa tantra.
                  Tantra  dalam   perkembangannya     sering
                  menggunakan      simbol-simbol    material
                  termasuk simbol-simbol     erotis. Tantra
                  sering diidentikkan dengan ajaran kiri yang
                  mengajarkan pemenuhan nafsu seksual,
                  pembunuhan dan kepuasan makan daging.
                  Padahal  beberapa  perguruan tantra  yang
                  saat ini mempopulerkan diri sebagai tantra
                  putih menjadikan; mabuk-mabukan, makan      Sumber: http://
                  daging dan hubungan seksual       sebagai   ruangkumemajangkarya/11-07-2012’
                  sadhana   dasar pantangan dalam    meniti   Gambar 3.3 Úiwa Lingga Yantra
                  jalan tantra. Konsep ini  berpangkal  pada  - Tantra
                  percakapan Devi Parwati dengan Deva Siva yang menguraikan turunnya
                  Devi  Durga  ke  Bumi  pada  zaman Kali  untuk menyelamatkan dunia  dari
                  kehancuran moral dan perilaku. Dalam beberapa sumber Devi Durga juga
                  disebut  “Candi”. Mulai  saat  itulah pada  mulanya  muncul  istilah candi
                  ‘candikaghra’ untuk menamai bangunan suci sebagai tempat memuja Deva
                  dan arwah yang telah suci. Peran Devi Durga dalam menyelamatkan dunia
                  dari kehancuran moral dan perilaku disebut kalimosada ‘kali-maha-usada’
                  yang artinya  Devi  Durga  adalah obat  yang paling mujarab dalam  zaman
                  kekacauan moral, pikiran dan perilaku;  sedangkan misi  beliau turun ke
                  bumi disebut Kalika-Dharma.
                  Menurut   Maurice   Winernitz, meskipun teks-teks    kitab tantra  tidak
                  menunjukkan permusuhan secara      nyata  terhadap ayat-ayat  atau ajaran
                  Weda, namun menegaskan bahwa       ajaran-ajaran Weda  dianggap terlalu
                  sulit untuk dipraktekkan oleh beberapa kalangan pengikut tantra. Karena







                                                          Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti   149
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164