Page 17 - Hari Pertama Ben & Cerita Pendek Lainnya
P. 17
“Bang Togar sudah ditunggu oleh teman-teman yang
lain,” sahut salah seorang lelaki yang ada di
rombonganku, yang berdiri tidak jauh di dekat kaki bukit.
“Aku segera ke sana, bung,” balasku.
Aku menoleh ke belakang, melihat Melati yang bahkan
tidak melihat kepergianku, ia hanya asyik menatap
matahari senja, yang menyisakan jejak merah dan gelap
di langit, yang segera menjemput datangnya malam.
Selamat jalan, Ati, kataku dalam hati. Entah kenapa,
perasaan aneh berkecamuk di dadaku. Tapi aku akhirnya
tetap meniatkan langkahku untuk pergi.
“Semuanya sudah siap?” tanya Sarmin, ketua
rombongan kami, yang telah duduk di mobil jip yang
telah dipenuhi oleh sejumlah pemuda.
“Sudah, bung,” balasku sambil bergabung ke jip dan
duduk bersama yang lainnya.
“Kali ini, kita akan memastikan bangsa kita merdeka dan
diakui di mata dunia!” kata Sarmin dengan penuh
semangat, diikuti seruan ‘merdeka’ dari pemuda lainnya
termasuk aku.
Mobil jip kami terus berjalan, melewati rumah-rumah
penduduk, menuju titik yang telah disepakati, bergabung
dengan rombongan pemuda lainnya untuk menunggu
komando selanjutnya.
14