Page 15 - Hari Pertama Ben & Cerita Pendek Lainnya
P. 15
Cinta atau….
“Ati, apakah kamu mengizinkan aku pergi bersama
mereka?” tanyaku kepada Melati kekasihku.
Ia hanya tertunduk sedih, ditatapnya aku sesekali, tetapi
ia memalingkan wajahnya ke arah jalan yang berdebu di
hadapan kami. Sore itu angin bertiup sepoi dari atas bukit
tempat kami duduk, teduh tepat di bawah pohon
beringin yang menjadi saksi kali pertama perjumpaan
sekaligus saat aku memintanya Melati menjadi
kekasihku.
“Kalau itu memang sudah bulat keputusanmu, bang
Togar, aku hanya bisa ikhlas,” jawabnya.
“Jepang kalah di perang Pasifik, Ati. Inilah momen yang
kita semua tunggu, segera tanpa menunda-nunda,
proklamasi kemerdekaan kita sudah dekat. Aku tidak bisa
mengabaikan hal itu begitu saja,” kataku.
“Seandainya aku berkata tidak mengizinkan kamu, bang
Togar, apakah itu berarti kamu tidak akan pergi?” tanya
Melati.
Aku terdiam mendengar pertanyaannya tersebut.
Cahaya matahari senja perlahan menyapa wajah Melati,
menyebabkan kilau keemasan di sekitar rambut
hitamnya yang dikepang dua, dengan mata yang tampak
berkaca-kaca. Aku tertegun, menyaksikan kecantikan,
12