Page 16 - Hari Pertama Ben & Cerita Pendek Lainnya
P. 16

sekaligus  rasa  bersalah  atas  keinginanku  yang  selalu
               menang dari setiap keinginannya.

               “Aku hanya tahu, bang Togar, kalau kepergianmu ini akan
               disertai  bahaya  yang  mungkin  juga  mengancam
               nyawamu.  Tentara  Jepang  itu  belum  tentu  semuanya
               menerima  mentah-mentah  posisi  kita  yang  katanya
               dipersilahkan mengurus persiapan kemerdekaan sendiri.
               Aku harus siap kalau-kalau…” perkataan Melati terhenti.

               Kami sama-sama termenung.

               “Maafkan  aku,  Ati,”  kataku  sambil  meraih  dan  lantas
               memegang erat jemari tangan kanannya.

               Perlahan,  jemari  Ati  menemukan  celah  di  genggaman
               eratku,  menepisnya,  menjauh  dan  kembali  ke
               pangkuannya sendiri.

               “Bangsa ini lebih butuh kamu, bang Togar. Lebih daripada
               aku,” kata Melati.

               Aku menghela napas, memutuskan beranjak dari sisinya,
               dan bersiap melangkah.

               “Pada  akhirnya  kamu  harus  memilih  langkahmu,  bang
               Togar. Aku tidak mau menjadi penghalang dari rencana
               besarmu,” kata Melati.

               “Maafkan  aku,  Ati,”  kataku  sambil  bergegas  pergi
               meninggalkannya.




                                                                    13
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21