Page 24 - Hari Pertama Ben & Cerita Pendek Lainnya
P. 24

Ibuku Surti



               Namanya Surti.

               Usianya tujuh puluh delapan, tapi sering ketika ditanya,
               dia berkeras mengatakan usianya sudah delapan puluh,
               dan  mudah  mengenalinya  dari  kain  sarung  usang
               berwarna merah dan kuning yang sering dikenakannya
               kemana-mana.

               Kamu bisa menemuinya di sekitar jalan Juanda, di dekat
               perempatan  lampu  merah,  di  pojok  dekat  sekolah,
               lengkap dengan keranjang berisi botol jamu jualannya.

               Sejak usianya masih muda, dia telah rutin berjualan jamu
               gendong,  di  tempat  yang  sama,  dari  jam  enam  pagi
               sampai jam tiga menjelang sore, tanpa mengenal lelah.

               Demi menghemat biaya, dia juga selalu membawa bekal
               sarapannya sendiri yang disiapkan dari rumah, ketika dia
               sekaligus  mengantar  putra  kesayangannya  ke  sekolah
               yang bertempat tidak jauh dari rumahnya.

               Kalau kamu mungkin bertanya di mana dia tinggal, cukup
               berjalan  kaki  sekitar  tiga  puluh  menit  dari  tempatnya
               berjualan ke arah Utara, ketika kamu melewati kompleks
               pasar tradisional yang kini mulai digusur oleh bangunan
               ruko modern, tepat di sebuah lorong yang masih dijejali
               aneka rumah dari papan dan seng, persisnya di rumah ke
               tujuh di sebelah kanan, sebelum akhir lorong buntu itu.

                                                                    21
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29