Page 29 - Hari Pertama Ben & Cerita Pendek Lainnya
P. 29

“Kamu  tidak  mengerti,  Re.  Aku  selalu  diganggu  mimpi
               buruk  ini,  bahwa  planet  ini  akan  meledak,  hancur
               berkeping-keping,  dan  semuanya  menjadi  penuh
               genangan  darah,  merah,  lalu  perlahan  hilang  ditelan
               gelapnya  semesta  raya.  Rasanya  begitu  sepi  dan
               menakutkan,” kata Alina.

               “Itu  hanya  mimpi,  tidak  nyata  sama  sekali.  Ayo  kita
               pulang, sudah saatnya kembali ke tabung energi kita dan
               mengembalikan  semua negatifitas  kamu  menjadi  Alina
               yang ceria,” ajakku.

               “Tapi mimpi ini terus berulang, Re. Firasatku kuat akan
               sesuatu yang buruk yang akan terjadi,” kata Alina.

               “Sejak kapan mimpi bisa membunuh manusia?” tanyaku.

               “Kamu belum mengenalku dengan baik, Re. Aku punya
               pengalaman khusus dengan mimpi,” jawab Alina.

               “Ada hal lain yang kamu ingat?” tanyaku.

               “Dari mimpiku?” tanya Alina, kubalas dengan anggukan.

               “Ada  suara  yang  mengatakan  semakin  dekat,  seperti
               sebuah  bisikan,  pelan  tapi  terus  bergema  di  kepalaku,
               Re,” kata Alina.

               “Apa  kamu  tahu  cara  menghentikan  bencana  di
               mimpimu itu?” tanyaku.

               “Sepertinya, Re, tapi tak seorangpun akan percaya kalau
               kukatakan  itu  ada  di  mimpiku.  Orang-orang  tidak  lagi

                                                                    26
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34