Page 32 - Hari Pertama Ben & Cerita Pendek Lainnya
P. 32
“Tidak diangkat! Kita harus segera meninggalkan…”
perkataan Alina terhenti ketika matanya membelalak,
menatap ke luar dari dinding kaca yang membatasi kami
dengan dunia luar.
Bola besar kemerahan, seperti sebuah batu dengan
banyak serpihan mendekat, membesar, dan
meluluhlantakkan semua di sekitar kami. Dinding kaca
pecah berhamburan, aku dan Alina terhempas, terpisah.
Teriakan kami lenyap ditelan suara kehancuran di mana-
mana. Dunia sudah kiamat.
“Bangun!” kata suara itu.
Perlahan aku sadar dan melihat ke sekelilingku. Deretan
kabel memenuhi sekujur tubuhku. Terhubung pada
ribuan layar monitor yang memantau entah apa yang ada
di dalam diri dan kepalaku.
“Kamu belum menemukan petunjuk apapun?” tanya pria
berseragam putih yang berdiri di sampingku.
Aku menggeleng. Ia tampak kecewa. Pria berambut putih
yang usianya sekitar empat puluhan itu, menatap layar
kecil yang dipegangnya, memperlihatkan data yang
direkam dari pengalaman yang baru saja aku lalui.
“Kita harus mengulangnya sekali lagi,” katanya.
“Kembali ke masa lalu?” pertanyaanku dijawabnya
dengan anggukan.
29