Page 62 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 62

Ritual Berdarah



               Aku  masih  tercengang  dengan  pemandangan  di
               hadapanku.  Suara  tetabuhan  gendang  yang  menyatu
               dengan  suling  dan  langkah  kaki  sekelompok  pemuda
               yang  menari  dengan  hentakan  kaki  berirama  tertentu,
               seolah  membuatku  terhipnotis.  Mereka  mengenakan
               celana pendek, bertelanjang dada, dengan sehelai kain
               berwarna hitam melingkari pinggang mereka.

               Mereka membentuk lingkaran mengelilingi api unggun,
               lalu  sesekali  hentakan  kaki  mereka  berubah  formasi
               lingkaran  menjadi  garis  lurus,  menghadap  ke  arahku.
               Beberapa  meter  di  belakang  mereka,  ada  sekelompok
               penabuh gendang dan peniup suling. Lalu ada wanita itu.

               Ia  mengenakan  jubah  katun  yang  berwarna  merah
               seperti darah, rambut hitamnya terurai panjang sampai
               ke pundaknya, tangannya penuh dengan tato bermotif
               seperti  tribal,  aneka  garis  tidak  beraturan  yang  seolah
               membuatnya  tampak  semakin  misterius.  Mulutnya
               komat-kamit  melantunkan  kata-kata  yang  asing  di
               telingaku,  seperti  mantra,  menyatu  dengan  irama
               gendang dan suling.

               Aku  didorong  melangkah  perlahan  oleh  beberapa
               pemuda  di  belakangku,  memasuki  formasi  lingkaran
               manusia  yang  mengelilingi  api  unggun  tersebut.  Aku
               tidak punya pilihan lain. Kedua tanganku dililit rantai dan
               digembok.  Tubuhku  yang  telanjang  tidak  lagi  menjadi
               persoalan  malu  ataupun  ragu  di  setiap  langkahku.

                                                                    59
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67