Page 63 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 63

Hidupku      sepertinya    akan     segera     berakhir,
               ketelanjanganku tidak akan mengubah itu.

               Aku  berhenti  tepat  sekitar  lima  langkah  dari  lidah  api
               yang  menari-nari  berusaha  menyambutku.  Panasnya
               menyengat, memperingatkanku akan kemungkinan aku
               berakhir  dibakar  hidup-hidup  di  pelukan  mereka,  api
               yang terkekeh dalam liuk tariannya.

               Wanita itu menghampiriku, matanya tak berkedip sama
               sekali. Ia berjalan melewati api yang memisahkan kami,
               tanpa terluka atau terbakar sedikitpun. Semua pemuda
               yang  ada  di  sini,  diam  tanpa  ekspresi.  Alunan  musik
               terhenti.  Senyap.  Tiba-tiba  aku  merasakan  tubuhku
               bergetar, takut sekaligus gelisah.

                                      1
               “Nunc suus 'vicis vestry ,” kata itu keluar dari mulutnya,
               ditujukan kepadaku.

               Dengan  segenap  tenaga  aku  berusaha  menggerakkan
               bibirku untuk menjawab dengan aneka pertanyaan yang
               memenuhi benakku, tetapi sia-sia. Seperti ada sesuatu
               yang membungkam mulutku, mampu meredam semua
               bunyi yang mungkin keluar, seolah ia tidak pernah ada.

               Jemari  wanita  itu  masuk  ke  dalam  mulutnya  diikuti
               gerakan perlahan kepalanya menengadah, menatap ke
               langit-langit.  Aku  bergeming  menyaksikan  bagaimana
               jemari  hingga  satu  tangannya  secara  utuh  masuk  ke
               rongga  mulutnya,  seperti  sebuah  pipa  air  berukuran
               besar.  Dari  gerakannya,  aku  menduga  ia  sedang

               1  Bahasa Latin yang berarti : sekarang adalah giliranmu

                                                                    60
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68