Page 93 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 93
Aku terlalu penasaran untuk memikirkan petualangan
seru berkuda menuju bukit, melihat hal-hal baru di luar
rumah. Kedua mataku langsung terjaga, dan bangkit
meninggalkan ranjang.
“Ibumu sudah berangkat tadi pagi-pagi sekali. Sekarang
kita bebas berbuat semaunya. Siap berpetualang,
pangeran?” canda paman Henry.
“Pastinya, ayah,” jawabku spontan.
Raut wajah paman Henry langsung berubah. Tapi selang
beberapa saat kemudian, ia tertawa. Mungkin dipikirnya
aku bercanda. Ia juga tidak berkomentar sama sekali.
“Butuh bantuan mengganti pakaianmu?” tanya paman
Henry.
“Aku bisa,” jawabku.
Nyonya Dally sudah menyiapkan keranjang bekal yang
dititipkan kepada beberapa pelayan pria untuk menyusul
aku dan paman Henry ke bukit.
Tidak ada satupun yang membuatku merasa lebih hidup
dan gembira selain duduk di pangkuan paman Henry,
ayahku, dalam petualangan berkuda. Kami menerobos
angin, melewati rerumputan, dan matahari pagi itu
bahkan tidak terlalu terik.
Sekitar 10 menit kemudian, kuda kami berhenti tepat di
atas bukit yang diceritakan paman Henry. Ia
menurunkanku ke bawah, tepat di hamparan rumput
90