Page 88 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 88

Paman Henry hanya tersenyum melihat ibu. Ia tidak ingin
               banyak bicara. Kurasa, kami sama-sama mengerti kalau
               ibu termasuk tipe yang tidak suka dibantah.

               “Makan  malamnya  sudah  siap,  nyonya,”  kata  nyonya
               Dally yang muncul di ruangan itu.
               “Bantu Chester mengenakan pakaiannya, lalu menyusul
               ke ruang makan,” kata ibu.

               “Sampai  ketemu  nanti,  pangeran  kecil!”  kata  paman
               Henry yang melangkah pergi mengikuti ibu.

               Nyonya Dally menemaniku ke kamar, dan membantuku
               berpakaian lengkap.
               Aku memandang nyonya Dally, wanita yang begitu sabat
               dan  telaten  mengurus  rumah  ini,  dan  mendengarkan
               ibuku yang cerewet.

               “Jangan terlalu sering membantah ibumu, tuan Chester,”
               katanya.

               “Aku tidak habis pikir kenapa ibu selalu berusaha keras
               membuat  semuanya  terlalu  sempurna  di  rumah  ini,
               nyonya Dally,” kataku.

               “Ibumu juga sedih dan kesepian ditinggal ayahmu. Tidak
               mudah      menjadi    kepala    rumah     tangga    dan
               mempertahankan       statusnya    sebagai   bangsawan
               terhormat.  Apalagi  ibumu  hanya  punya  kamu,  tuan
               Henry. Ia tidak akan mau kehilangan anak kesayangannya
               juga,” jawab nyonya Dally.




                                                                    85
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93