Page 90 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 90

Ibu dan paman Henry melanjutkan percakapan mereka
               di ruang perpustakaan.

               Aku  masuk  ke  kamarku,  mengganti  pakaianku  dengan
               gaun tidur dan berbaring di ranjang. Sepertinya ada yang
               aneh,  perasaanku  gelisah.  Aku  mencoba  memejamkan
               mata,  tetapi  aku  tidak  bisa  tidur!  Aku  memutuskan
               bangun, dan berjalan mengendap ke luar kamar. Semoga
               mereka tidak mendengarku keluar, kataku dalam hati.

               Dengan hati-hati aku melangkah turun dari setiap anak
               tangga, mengamati kalau-kalau ada yang melihatku. Aku
               ingin mendengar percakapan seperti apa antara ibu dan
               paman Henry. Mungkin saja paman Henry melanjutkan
               cerita petualangannya tadi ke ibu. Tidak adil!

               Aku  masuk  ke  ruang  piano  tepat  di  samping  ruang
               perpustakaan.  Aku  tahu  satu  pintu  rahasia  yang
               menghubungkan kedua ruangan tersebut. Tempat yang
               sempurna  untuk  mengintip.  Dengan  hati-hati  aku
               membuka  sedikit  pintu  penghubung  ruangan  itu  dan
               menyimak percakapan ibu dan paman Henry.

               “Kamu tidak bisa terus berbohong ke Chester, sayang,”
               kata paman Henry.

               Ibu terlihat ragu, ia menundukkan kepalanya dan berdiri
               memunggungi paman Henry.
               “Selama  ini  kita  menyembunyikan  semua  dengan  baik
               dari dia. Tapi kalau orang-orang tahu tentang hubungan
               terlarang  kita,  itu  akan  jadi  skandal  besar,  Henry.  Kita
               akan  dikucilkan!  Bagaimana  mungkin  kita  membiarkan


                                                                    87
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95