Page 86 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 86
“Kamu harus patuh dengan tradisi kita, nak. Apa kata
orang-orang nanti kalau tahu bahwa seorang Chester
Junior bertingkah seperti barbar. Kita harus selalu
menjaga nama baik keluarga kita. Sepeninggal ayahmu,
hanya kita berdua yang kini bertanggung jawab atas
rumah ini,” jawab ibu dengan tegas.
“Dengarkan kata ibumu, tuan Chester,” pinta nyonya
Dally.
“Baiklah. Tapi aku tidak mau makan daging sapi sebentar
malam!” kataku sambil melangkah keluar dari kamar.
“Kamu akan makan daging sapi ini kalau ibu sampai
melihatmu melepas gaun itu!” teriak ibu.
Aku berjalan dengan malas menelusuri selasar ke sayap
Selatan rumah, menuju ke perpustakaan.
Aku merebah diri di sofa, ditemani tumpukan buku yang
telah habis aku baca. Dari berbagai karya kesukaanku,
ada Oliver Twist karya Charles Dickens, Wuthering
Heights karya Emily Brontë, dan The Picture of Dorian
Gray karya Oscar Wilde. Ini adalah surga, kataku dalam
hati. Lebih baik daripada mengikuti semua aturan konyol
yang diperintahkan ibu untuk kuikuti. Berkuda, panahan,
berburu, semuanya ngaco! Mengapa hidup di rumah ini
terasa seperti hidup di dalam penjara? Aku ingin sekali
merasakan petualangan seperti Oliver, atau
berpetualang melihat tempat-tempat baru. Rasanya ibu
ingin membuatku tinggal di rumah ini selamanya.
Membosankan!
83