Page 100 - Toponim Magelang_Final
P. 100
Toponim Kota Magelang 87
2. Kejuron
Kampung yang berada di sisi barat alun-alun Kota Magelang ini juga memiliki makna
yang berjejalin dengan struktur birokrasi atau pusat pemerintahan di Kota Magelang
abad XIX. Tafsir asal kata Kejuron ialah dari “kajuruan”, nama pejabat yang telah
mengada sedari zaman Mataram Hindu di Jawa, atau sebutan bagi sosok yang dianggap
ahli (juru). Sebutan ini dipakai pula di era pemerintahan Mataram Islam untuk
50
menyebut sekelompok orang cerdas yang ditugasi sebagai tenaga pendidik. 51
Berdasarkan dari analogi kata itu, Kampung Kejuron di Kota Magelang diyakini
berasal dari tempat pemukiman orang-orang cerdik pandai atau pendidik dalam
proses pengajaran dan pendidikan sezaman. Komunitas ini khusus ditugasi mendidik
keluarga bupati dan priayi pribumi lainnya, sehingga mereka ditempatkan tidak jauh
dari kompleks pemerintahan dan rumah bupati di alun-alun.
Periode pendudukan Jepang, Kampung Kejuron menjadi strategis lantaran sebagai
tempat kedudukan Syuchokan. Kemudian era Revolusi tahun 1945 diambil alih laskar
dari kesatuan Sabillilah yang berafiliasi dengan kekuatan militer Islam berbasis di
Kampung Kauman. Rentang waktu itu, Kampung Kejuron ialah daerah kekuasaan dan
pusat perlawanan kesatuan Sabililah terhadap tentara Sekutu dan Belanda yang kembali
mencoba menguasai Kota Magelang. 52
50 Diduga istilah juru ini berasal dari Bahasa Sansekerta karena di dunia Melayu orang yang dianggap
ahli juga menggunakan istilah juru seperti juru tulis, juru mudi, juru batu, juru dayung, dan sebagainya.
Di Jawa beberapa empu di Keraton Mataram juga menggunakan istilah juru seperti Ki Juru Mertani.
Dalam struktur birokrasi Mataram, juru tampaknya merupakan jabatan dalam bidang khusus seperti
halnya jayeng. A.B. Cohen Stuart. “Djaja Lenkara”, dalam Bijdragen tot Koninklijk Instituut voor Indische
Taal, Land en Volkenkunde, tahun 1854. hlm. 162.
51 W.J. Meulen. “The Puri Putikesvarapavitaq and the Pura Kanjuruhan”, dalam Bijdragen tot het
Koninklijk Instituut voor Indische Taal, Land en Volkenkunde, tahun 1976, vol. 132. hlm. 455.
52 Saifudin Zuhri. Berangkat dari Pesantren. (Jakarta: Gunung Agung, 1987). hlm. 256.