Page 40 - Toponim Magelang_Final
P. 40

Toponim Kota Magelang     27








                      BAGIAN II

                      TOPONIM

                      KOTA MAGELANG










                         ecara etimologis, toponimi merupakan bahasa Yunani yang berasal dari kata
                      Stopos yang berarti tempat dan nimi dari  onoma yang berarti nama. Berdasarkan
                      kajian  folklore (cerita  rakyat), toponimi  merupakan  bagian dari Ilmu Onomastika
                      (Onomastics). Ilmu tersebut mengkaji sejarah (asal-usul) nama tempat dan nama-nama
                      lain. Asal-usul nama tempat mempresentasikan keadaan semula tempat tersebut, yang
                      memuat informasi tentang aspek geografi, ekologi sosial, dan kultural yang terkait
                      dengan keadaan tempat semula.


                      Nama-nama  kampung ataupun beberapa  lokasi di  Kota Magelang,  apabila dirunut
                      pemberian namanya mempunyai latar sejarah yang unik.  Toponim nama-nama
                      lokasi sampai sekarang sebagian besar masih bertahan, namun sebagian sudah tidak
                      dipergunakan lagi dan bahkan ada yang telah dilupakan masyarakat.

                      Kota Magelang secara astronomis terletak pada 110”12’30” - 110”12’52” Bujur Timur
                      dan 7”26’28” - 7”30’9” Lintang Selatan. Luas wilayahnya hanya 18,12 km  dengan
                                                                                        2
                      topografi berupa dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 380 meter dpl. dengan
                      bentang alam bergelombang, terdiri dari lembah-lembah sungai, dan bukit. Salah satu
                      bukit yang terkenal terdapat di tengah kota bernama Bukit Tidar. Keadaan iklimnya
                      sendiri rata-rata curah hujan per hari selama  tahun 2016 sebesar 19,87 mm/hari.
                      Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, dalam sebulan hujan terjadi sebanyak
                      18,25 hari. Sedangkan kondisi umum lahan  sangat subur dan  cocok sebagai lahan
                      pertanian dan perkebunan. Namun lantaran luas wilayah Kota Magelang sebagian besar
                      berupa permukiman perkotaan, sehingga lahan pertanian hanya seluas 328,09 hektar
                      dari 1.812 hektar luas wilayah keseluruhan.

                      Sebelum tahun 1950 Kota Magelang merupakan wilayah administratif dan ibu kota
                      Kabupaten Magelang. Seiring dengan pemekaran  wilayah, Kota Magelang  menjadi
                      wilayah yang terpisah dengan Kabupaten Magelang setelah dikeluarkannya Undang-
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45