Page 51 - Toponim Magelang_Final
P. 51

38         Toponim Kota Magelang












                                  Kelurahan Potrobangsan


                                  1. Badaan


                                  Tempo dulu, Badaan merupakan kawasan rumah tinggal bagi orang militer dan kaum
                                  Eropa karena strategis dekat dengan pusat kota. Kini, Kampung Badaan terletak di
                                  sebelah Jalan Pahlawan. Sebagaimana Kampung Kawatan, Kampung Badaan merujuk
                                  keterangan Arsip Stadsgemeente Magelang Bouwver Ordening 1936 juga diatur pemerintah
                                  kolonial dalam persoalan pembangunan gedung  di sekitarnya. Pemerintah kolonial
                                  mengatur jalan mana saja yang boleh didirikan bangunan gabungan di sebelah timur
                                  jalan raya utara dan selatan, yakni simpang tiga jalan raya utara-Potrobangsan-pos polisi
                                  Menowo-simpang tiga Botton-Badaan-Plengkung.

                                  Masih terkait Badaan, pemerintah Belanda menelurkan regulasi perihal pembangunan
                                  dan perusahaan. Peraturan itu berisi pelarangan mendirikan toko atau perusahaan di
                                  Jalan Badaan, Botton, dan Gejuron.  Tapi, mengacu Staatsblad 1926 No. 226, di sepanjang
                                                               8
                                  jalan itu boleh didirikan perusahaan asal tidak memakai mesin dalam pengoperasiannya.
                                  Aneka perusahaan yang dilarang meliputi tempat penempaan besi, logam, kuningan,
                                  dan kaleng; tempat pemecahan batu, penggergajian, pembuatan kereta dan pertokoan,
                                  pertukangan kayu; tempat pembatikan, dan warung dengan bangunan tetap.  Arsip
                                                                                                     9
                                  tersebut merupakan bukti nyata bahwa Kampung Badaan sudah ada sedari era kolonial.


                                  Sejarah nama Kampung Badaan, menurut tradisi lisan, berasal dari hewan badak yang
                                  pernah hidup di daerah tersebut pada masa silam. Hingga sekarang, masih ditemukan
                                  patung badak di kampung ini sebagai simbolisasi penjaga memori kolektif. Badak dapat
                                  hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Bisa hidup di hutan hujan dataran rendah,
                                  padang rumput basah, dan daerah daratan banjir besar. Masyarakat lokal memaknai
                                  badak sebagai binatang “istimewa” karena terbilang langka. Juga terdapat kepatuhan
                                  warga  melindungi satwa ini yang diatur pemerintah kolonial  Belanda tahun 1910.
                                  Bahkan, pemerintah memutuskan habitat badak di Ujung Kulon sebagai kawasan Cagar
                                  Alam mengacu rekomendasi The Netherlands Indies Society for Protection of Nature tahun
                                  1921.


                                  8  Arsip Javasche courant tanggal 11 Desember 1925 No. 99.
                                  9  Arsip Staatsblad 1926 No. 226.
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56