Page 135 - PENILAIAN-STATUS-GIZI
P. 135
Penilaian Status Gizi
Topik 4
Peningkatan Kualitas Pengukuran
A. RELIABILITAS DAN VALIDITAS ALAT UKUR
Reliabilitas dan validitas merupakan upaya menjaga kualitas data dari aspek alat. Hasil
pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yant
diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap
adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil beberapa kali
pengukuran. Bila perbedaan tersebut sangat ekstrim besar dari waktu ke waktu maka hasil
pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel (S. Azwar, 203).
Konsep reliabilitas alat ukur erat kaitannya dengan masaah error pengukuran/error of
meauserement. Error pengukuran menunjukkan pada sejauh mana inkonsistensi hasil
pengukuran terjadi apabila pengukuran dilakukan berulang pada kelompok subjek yang
sama. Oleh karena itu dalam penelitian yagng menggunakan alat ukur yang sebelumnya
teruji reliabilitasnya.
Selain apek reliabilits alat ukur juga memperhatikan validitas alat. Validitas (dari kata
validity) mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila alat tersebut fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud dilakukan pengukuran. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan
tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah. Dengan kata lain
bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut
mencapai tujuan pengukuran dengan tepat dan cermat. Cermat berarti bahwa pengukuran
itu mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil mungkin di antara
subjek yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh dalam bidang pengukuran aspek fisik
benda yang sangat berharga, misal kita hendak mengetahui berat sebuah cincin emas maka
kita harus menggunakan alat penimbang berat emas agar hasil penimbangan valid, yakni
tepat dan cermat. Sebuah alat penimbang badan memang juga mengukur berat akan tetapi
tidak cermat untu menimbang benda yang sangat kecil (tetapi berharga) pada berat emas itu
tidak akan terlihat pada alat ukur berat badan yang tidak memperhatikan berat dalam
satuan gram. Contoh lain adalah meteran digunakan untuk mengukur panjang, timbangan
digunakan untuk mengukur berat, literan digunakan untuk mengukur isi atau volume, dan
sebagainya. Sedangkan meteran digunakan untuk mengukur berat tentu tidak valid.
Menggunakan alat ukur yang bertujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu akan tetapi
tidak dapat memberikan hasil ukur yang cermat dan teliti tentu akan menimbulkan berbagai
kesalahan. Kesalahan tersebut dapat berupa hasil yang terlalu tinggi/oversestimate atau juga
bisa terlalu rendah/underestimate. Keragama kesalahan ini dalam istilah statistika disebut
sebagai varian kesalahan atau varians error. Alat ukur yang valid adalah yantg memiliki
127