Page 22 - DOC, NASKAH SIMBOK DR PENERBIT_Gorgeous
P. 22

bermimpi indah. Wulan masih terisak, belum paham
                     dengan kondisi neneknya.)
            Wanita 1   :”Innalillahi wainna ilaihirrojiun.”

            Prosesi pemakaman emak berjalan khidmad. Siang hari selepas
            salat Jumat, tubuh emak dikebumikan di pekarangan rumah
            Mega. Pekarangan yang saat ini menjadi tempat tinggal pemilik
            tembuni, gadis semata wayang yang mewarisi cucu perempuan.
            Emak menyusul tembuni-tembuni yang sudah terpisah dari
            tubuhnya beberapa puluh tahun silam. Gundukan tanah merah
            menjadi saksi pertemuan tembuni terkubur dalam keabadian.
            Ndaru   : “Tanah tembuni itu masih basah. Meski tulang rusukku
                     sudah rapuh. Aku bisa menyaksikan tembuniku
                     dengan jelas di hadapanku saat ini, berkumpul dengan
                     wanita mulia memeluk bumi yang kokoh. (Memegang
                     pusar kemudian tangan kanannya menggenggam tanah
                     merah gundukan makam emak.)
            Emak, jejakmu masih tertinggal di tubuhku sampai aku benar-
                     benar menyusul tembuniku di dalam tanah.”
                                       ****


























                                        56
   17   18   19   20   21   22   23   24   25