Page 19 - DOC, NASKAH SIMBOK DR PENERBIT_Gorgeous
P. 19
Ndaru bergegas pergi tanpa sepatah kata pun. Ada rasa kalut juga
menyelimuti pikirannya.
Adegan 7
Di rumah Pakde Parto.
Ndaru : (Megetuk pintu.) “Kulanuwun.”
Pakde Parto: “Mangga.” (Menatap samar.) Lho, Nak Ndaru, mangga
silakan masuk!”
Ndaru : “Njih, Pak.” (Mukanya lesu.)
Pakde Parto: “Kok tumben sendirian? Bagaimana kabar ibu? Apa
benar ibu sakit-sakitan, Nak Ndaru?”
Ndaru : “Ya begitulah, Pakde. Ibu sudah sepuh, jadi ya sakit tua.
Asam uratnya sering kambuh. Mata ada sedikit gangguan.
(Berhenti sejenak, mendehem.) Begini Pakde, maksud
kedatangan saya ke sini… (Pembicaraannya terpotong.
Pakde Parto memanggil istrinya yang sedang di dapur.)
Pakde Parto: “Bu, ada Nak Ndaru ini. Buatkan teh hangat! Bagaimana
Nak Ndaru, apa ibu sudah berobat? Mbakyumu sudah dua
kali kirim duit, tentu bisa meringankan biaya rumah sakit.
Mohon maaf ini, pakde belum sempat nengok.”
Ndaru : “Sebentar, maksud Pakde, Mbak Mega sudah memberikan
kabar dan kirim uang ke Indonesia?”
Pakde Parto: (Mengangguk.) ”Lha kepiye to, ya sudah dua kali. Masmu
yang datang ke sini mengambilnya. Katanya disuruh ibumu.
Masmu bilang ibumu sakit-sakitan dan kamu juga sibuk
ngurusi Genduk Wulan. Uang itu diambil untuk biaya
ibumu berobat. Begitu katanya. Lha apa nggak sampai?”
(Merasa kebingungan dengan pertanyaan Ndaru.)
Ndaru : “Mas Gatot maksud Pakde?”
Pakde Parto: “Ya siapa lagi? Gatot suaminya Mega.”
Ndaru : “Wah nggak beres ini. (Ndaru berbisik. Pakde Parto
menangkap kegusarannya.)
53