Page 15 - DOC, NASKAH SIMBOK DR PENERBIT_Gorgeous
P. 15

(Mega perlahan membaringkan tubuh Wulan yang
                     mulai pulas kemudian bergegas menyeduh teh hangat
                     untuk Emak dan Ndaru. Mega dan Ndaru seakan
                     menjadi anak kecil yang menemukan pangkuan emak
                     kembali.)

                     Dulu bapak sama emakmu membina rumah tangga
                     punya  pengharapan  besar  agar  anak  keturunannya
                     bisa hidup rukun tata tenteram. Dikaruniai anak-cucu
                     dalam kemuliaan. Saat kalian lahir, bapakmu dengan
                     penuh tanggung jawab menguburkan ari-ari  di tanah
                     pekarangan, dengan pengharapan, agar kelak anak-
                     anak tak lupa kampung halaman.
                     Meskipun  jalan  hidup  menuntut  untuk  merantau,
                     berkelana ke mana-mana, tapi jangan lupa pulang. Ari-
                     ari ditanam dengan kembang boreh. Ditemani buku
                     alat tulis dengan harapan si anak pintar, jadi manusia
                     yang berguna. Tak lupa di atas ari-ari detemani lampu
                     penerangan sampai tali pusar mengering biar adem
                     dan membuat si bayi tenang karena saudaranya telah
                     kembali ke ibu bumi.
                     Dulu ketika kakek buyut kalian masih dalam masa
                     perang, tembuni bapakmu digantung di sebuah bukit.
                     Itu sebabnya bapakmu lebih suka naik gunung mencari
                     batang rotan dan bambu ketimbang di rumah.”
            Emak bercerita banyak hal tentang tembuni, tentang masa-
            masa indah bersama bapak yang sudah pergi menyusul
            tembuninya. Mega memeluk lutut emak. Dipeganginya rambut
            Mega yang tak lagi lembut seperti beberapa puluh tahun silam.
            Ndaru menatap tongkat yang sedari kecil menjadi penyangga
            hidupnya. Malam makin larut dan mereka terlelap dalam
            mimpi.

            Adegan 5
            Hujan sore membuat dingin seisi rumah. Jalan desa lengang.
            Seakan penduduk desa kusyuk dengan perapian dan selimut
            yang menanti di peraduan. Tiga sosok manusia suntuk dengan

                                        49
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20