Page 14 - DOC, NASKAH SIMBOK DR PENERBIT_Gorgeous
P. 14
Ndaru :“Ceritanya panjang, Mbak. Tanah dan rumah Emak dijual
Mas Gun.”
Mega :“Apa, dijual Mas Gun? Kok bisa seperti itu, Mak? Ada apa
dengan Mas Gun?”
Emak :“Sssttt.…” (Emak memberikan kode ke Ndaru sambil
menggelengkan kepala.) Sudahlah. Ndaru, jangan kau
bebani Mbakyumu dengan masalah kita. Kita di sini hanya
menumpang sebentar.”
Mega :“Mak, ini rumah Mega. Mega tak akan membiarkan Emak
pergi sebelum menceritakan semuanya.”
Emak :“Beban hidupmu berat, Nduk, mana mungkin emak
menambahi isi kepalamu dengan kelakuan mas-masmu.
Sudahlah, emak sudah tahu semua. Menjadi wanita itu
tanggung jawabnya besar. Tanggung jawab untuk anak-
anak dan keluarganya. Kini kamu sudah menjadi wanita
dewasa, wanita seperti emak. Menjadi ibu yang tangguh
untuk Wulan. Ibu bangga padamu.”
Ndaru :“Jika manusia hanya memperturutkan hawa nafsu, apapun
akan dilakukan demi tujuannya tercapai. Coba Mbak Mega
pikir, tahun lalu sawah ladang emak sudah dijual untuk
modal urusan politik Mas Gun supaya menjadi lurah
di kampungnya. Mbak Mega tahu hasilnya apa. Nggak
berhasil to? Sekarang sudah habis-habisan mau menjual
tanah warisan satu-satunya dengan dalih menebus hutang
karena usahanya bangkrut. Cara-cara yang seperti itu mana
mungkin membuat hidupnya barokah. Modalnya menyiksa
orang tua terus. Mas Bayu juga sudah mulai kepincut duit.
Nggak ada yang berpikiran waras.”
Mega :“Keterlaluan, nggak habis-habisnya Mas Gun menyakiti
hati emak.”
Emak :“Sebagai wanita terkadang kita harus pasrah menerima
perlakuan yang menurut kita tidak adil. Emak merasa
berdosa sama bapakmu. Sampai masa tua Emakmu kok
nggak bisa menjaga kalian dengan baik. Kalian terpecah
belah hanya karena daki yang bernama warisan.
48

