Page 17 - DOC, NASKAH SIMBOK DR PENERBIT_Gorgeous
P. 17

manusia, supaya kita selalu ingat bahwa kita lahir dari ibu.
                  Ibu    yang  tak  bisa  jauh  dari  anak-anaknya.  Ibumu  ya itu
                  surgamu, kemuliaanmu. Jika di hati manusia sudah tak ada
                  lagi sosok ibu dan tak membutuhkan ibu lagi barangkali
                  bekas tali pusar itu sudah hilang atau memang sudah merasa
                  lahir  dari  cangkang  telur  kesombongan.  Hingga  terang-
                  terangan menghilangkan jejak-jejak dari Tuhannya.”

          Suara telepon berdering. Mega bergegas mengambil HP yang tak
          jauh dari tempat duduknya.

          Mega    :“Selamat sore, iya benar ini dengan Mega. Apa, jadi
                  pengajuan  berkas  saya  diterima?  Baik,  Pak,  akan  saya
                  musyawarahkan secepatnya dengan keluarga. Terima kasih.”
          Emak    :“Sepertinya telepon penting. Dari siapa, Mega?”

          Mega    :“Berkas pengajuan Mega ke yayasan penyalur tenaga kerja
                  diterima. Mak, Mega harus berjuang untuk masa depan
                  Wulan. Mega akan mengadu nasib ke luar negeri. Ini juga
                  untuk  Emak  dan  Ndaru.  Emak  nggak  keberatan  kan?”
                  (Menatap lekat emak yang  bingung dengan keputusannya.)
          Emak    :“Apakah keputusanmu sudah bulat? Kamu yakin akan
                  meninggalkan Wulan, Nduk?”
                  (Mega mengangguk, menatap lekat anaknya yang sedang
                  bermain boneka di teras.)
                  “Semua perlu keberanian untuk bangkit, meskipun
                  terkadang harus memberikan ruang harapan dari hati yang
                  terlanjur dipenuhi kebencian. Emak yakin kamu sudah
                  memikirkan segala sesuatunya. Seorang ibu tak akan tahan
                  berlama-lama jauh dari anak-anaknya. Lihatlah bocah itu,
                  dia anak pintar. Kelak suatu hari ia menjadi wanita tangguh
                  seperti emaknya.”

          Mega    : “Terima kasih, Mak.” (Bergegas menggendong Wulan.
                  Diciuminya kening bocah itu cukup lama. Air matanya
                  merembes. Ruangan hening.)




                                        51
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22