Page 20 - DOC, NASKAH SIMBOK DR PENERBIT_Gorgeous
P. 20
Pakde parto: “Ada apa to sebenarnya, Nak Ndaru? Kok sepertinya
ada sesuatu yang disembunyikan?”
Ndaru :“Jadi begini, Pakde. Mas Gatot dan Mbak Mega secara
agama sudah sah bercerai dua tahun lalu sebelum
Mbak Mega kerja ke luar negeri. Karena alasan itulah
Mbak Mega nekad membawa diri memperjuangkan
nasib untuk anak semata wayangnya. Mas Gatot pergi
dengan… (Ndaru tak melanjutkan ceritanya.) Ah
sudahlah, Pakde, terlalu pahit untuk diceritakan. Nggak
pantes.”
Pakde Parto:“Lho, lho, sebentar. Jadi uang itu nggak sampai ke
ibumu? Laa haula walaquwwata illabillah, paringana
kuat, paringana sabar. Ternyata seperti itu ceritanya,
Sudah nggak bener, lelaki itu! (Menarik napas
panjang. Sifat kebapakaannya timbul ingin mengayomi
semuanya. Istri Pakde Parto keluar membawakan teh
hangat dan sepiring pisang goreng.)
Ayo, Nak Ndaru, diminum tehnya. Sekarang begini saja.
Ini nomor Mega kamu simpan. Pesan Mega tempo hari
kepada Genduk Retno untuk tidak memberikan nomor
ini pada siapa pun. Tapi, karena kondisinya seperti ini,
kamu simpan saja nomer ini. Pesan Pakde, kita semua
menjagalah perasaan Mega. Jangan kamu kasih tahu
perihal uang yang sudah diambil Gatot. Ikhlaskan saja.
Semoga rezeki Mega dan anaknya bertambah barokah
dan langgeng. Insyaallah Gusti Pangeran memberikan
lebih banyak dari yang sudah-sudah.”
Istri pakde:“Duh, Gusti Pangeran, kok ya ada menusia seperti
itu ya, Pak. Kasihan Nak Mega mengadu nasib. Jauh
dari anak, jauh dari orang tua bertahun-tahun, malah
uangnya diambil orang.”
Ndaru :“Injih, Pakde.” (Ndaru terlihat pasrah, terbayang
wajah Wulan dan emak yang berharap banyak dengan
kedatangannya menanti kabar baik.)
Pakde Parto:“Yang sabar ya, Nak Ndaru. Hidup itu seperti mata
54

