Page 9 - DOC, NASKAH SIMBOK DR PENERBIT_Gorgeous
P. 9
Hati emak hancur. Dipandanginya punggung bocah lelaki
berperawakan seperti bapaknya itu.. Deru knalpot Masih
menyeruap di relung hidung emak. Seperti bau pekat bedak bayi
yang tiba-tiba hilang berganti racun.
Emak :“Empat puluh tahun lalu kalian sangat manis. Kini wajah
kalian menakutkan. Hingga orang yang melahirkan
kalian saja tidak lagi dikenali. Zaman telah menghasutnya
dengan keserakahan.”
Ndaru :(Masuk panggung.) “Kok sepi? Di mana mereka, Mak?
(Dipandanginya sekililing rumah. Ndaru tertegun
melihat mata Emak berembun yang diam-diam jatuh.)
Ada apa, Mak?”
Emak :“Kangmasmu sudah pulang, Le. Ndak papa. Ayo kita
sarapan dulu!”
Ndaru :“Lho kok makanannya masih utuh? Apa kangmas nggak
sarapan dulu tadi?”
Emak :“Sudahlah, Le, makan saja. Mungkin bukan rezeki
mereka.”
Beberapa saat kemudian terdengar deru motor.
Emak :“Nah itu kangmasmu balik lagi. Mana mungkin ia
lupa masakan emak. Pasti keingatan tempe bacem yang
belum sempat termakan tadi.” (Emak tersenyum. Rasa
senang tiba-tiba menyeruak. Kejadian dua hari lalu
tak menyurutkan cintanya kepada anak-anaknya. Ibu
tetaplah ibu tak pernah ada rasa dendam terhadap anak-
anaknya.)
Ndaru bergegas menuju jendela. Dipandanginya dua lelaki
berseragam rapi. Terdengar suara emak girang dari arah dapur.
Emak :“Suruh masuk kangmasmu, Le! Ayo makan sama-sama!”
Pintu rumah diketuk dua lelaki dengan membawa map biru.
Ndaru tertegun, dipandanginya dua lelaki berseragam dengan
tulisan nama sebuah bank.
43