Page 3 - DOC, NASKAH SIMBOK DR PENERBIT_Gorgeous
P. 3

TANAH TEMBUNI






            Tembuni yang menghubungkan nyawa manusia kini sudah
            terpotong. Hidung sudah mulai menghisap udara yang dipenuhi
            molekul polusi manusia. Mata juga silau-silap memandang dunia
            yang mudah berubah. Tanah sudah digali dan tembuni-tembuni
            yang menghubungkan nyawa bayi sudah siap ditanam. Tanah
            tembuni akan menjadi sejarah akad manusia dengan bumi. Suatu
            hari nanti bumi juga akan menagih untuk didiami berkumpul
            dengan tembuni yang sudah ditanam ibu-bapaknya.
            Adegan 1

            Rumah joglo berlantai semen seperti warung kopi tikungan
            desa.  Meja  panjang,  di  atasnya  cangkir-cangkir kopi, asap
            rokok.

            Guntoro  : (Bunyi telepon berdering. Terdengar suara wanita di
                     ujung telepon.)

                     “Mas, apa sudah dapat duitnya? Minggu ini uang sudah
                     harus ada. Jika tidak, rumah kita jadi taruhan. Mas
                     mau anak istri terlantar hidup di jalanan? Pokoknya
                     aku nggak mau tahu! Kalau sampai rumah disita bank,
                     muka kita mau ditaruh di mana, Mas?”
                     (Guntoro menarik napas berat, berbisik.) “Aku harus
                     secepatnya membicarakan sama Emak.”
            Guntoro bergegas menghampiri Lemari yang berada di sudut
            ruangan. Ada beberapa tumpukan buku-buku almarhum bapak
            tersusun rapi. Diambilnya buku itu satu per satu seakan ada
            yang dicari. Dari arah dapur melintas sesosok laki-laki pincang
            dengan tongkat di bahu. Guntoro menoleh ke arah lelaki.

            Guntoro: “Surat-surat tanah ada di mana, Ru? Kamu tahu emak
                     menyimpan di mana?”

            Ndaru  : “Surat tanah? Buat apa, Mas?”
                                        37
   1   2   3   4   5   6   7   8