Page 12 - Wahabi Menuduh NU Menjawab Melestarikan Amaliyah NU
P. 12

Jelek  dan  sesat  sejalan  tidak  bertentangan,  hal  ini  terjadi  pula             kita  hukumkan untuk tiap2  satuan, maka  dia adalah kulliyyah
           dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa  Ta’ala  telah  membuang                          (jami’ atau keseluruhan) yang sudah dimaklumi.”
           sifat kapal dalam firman-Nya:                                                         Mari perhatikan dengan seksama & cermat kalimat hadits tersebut.
                                   ْ
                 َ
                                                        َ
                            َّ ُ ُ
                                                      َ
             َ ْ
                                                َ
                                 ُ َ ٌ َ ْ ُ َ َ
                     َ ْ َ
                                                         َ
            ابصغ ٍةنيِفس ك ذخأي كِلم مهءارو نكو(فهكلا: 79)                                       Jika  memang  maksud  Rosululloh  shalallahu  ‘alaihi  wa  sallam
            “Di belakang mereka ada raja yang akan merampas semua kapal                          adalah  SELURUH kenapa  beliau  BERPUTAR-PUTAR dalam
                                                                                                 haditsnya?
                            dengan paksa”. (Al-Kahfi: 79).
                                                                                                 Kenapa Rosululloh tidak langsung saja
           Dalam ayat tersebut Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyebutkan
           kapal yang baik adalah KAPAL JELEK; karena yang jelek tidak                                                 رالنا ف ثدم ك
           mungkin diambil oleh raja.
                                                                                                 “Kullu muhdatsin fin naar” (setiap yang baru itu di neraka) ?
           Maka lafadh   ةنيفس  كsama dengan   ةعدب  كtidak disebutkan                                                 رالنا ف ةعدب ك
           sifatnya,  walaupun  pasti  punya  sifat,  ialah  kapal  yang  baik
           ةنسح ةنيفس ك.                                                                         “Kullu Bid’atin fin naar” (setiap bid’ah itu di neraka)”?

                                                                                                 Kenapa  Rosululloh  Shollallohu  ‘alaihi  wa sallam  menentukan
            رالنا ف ةلﻻض كو ةلﻻض ةعدب كو ةعدب ثدم ك                                              yang akhir, yakni “kullu dholalatin fin naar” bahwa yang SESAT
             “Kullu muhdatsin bid’ah, wa kullu bid’atin dholalah, wa kullu                       itulah yang masuk NERAKA ?
                                  dholalatin fin naar”                                           Selanjutnya, Kalimat bid’ah (ةعدب) di sini adalah bentuk ISIM
                                                                                                 (kata benda) bukan FI’IL (kata kerja).
           Dalam  hadits tersebut  rancu  sekali  kalau  kita  maknai  SETIAP
           bid’ah dengan makna KESELURUHAN,  bukan SEBAGIAN.                                     Dalam ilmu nahwu menurut kategorinya Isim terbagi 2 yakni Isim
           Untuk membuktikan adanya dua macam makna ‘kullu’ ini, dalam                           Ma’rifat (tertentu) dan Isim Nakirah (umum).
           kitab mantiq ‘Sullamul Munauruq’ oleh Imam Al-Akhdhori yang                           Nah….. kata BID’AH ini bukanlah
           telah  diberi syarah oleh Syeikh  Ahmad al-Malawi  dan diberi                         1. Isim dhomir

           Hasyiah oleh Syeikh Muhamad bin Ali as-Shobban tertulis:                              2. Isim alam
                        َ
                 َ   َ ْ َ   َ           ْ ْ   ْ َ  َ   َ        ّ ُ َ                           3. Isim isyaroh
                اذ سيل كاذ كك عومجملا ع انمكح كلا                                                4. Isim maushul
                                 ُ
                 َ     ْ  َ  ّ  ّ ُ َّ َ  َ  ُ  ْ  َ ّ ُ  َ ْ     ْ  َ                           5. Ber alif lam yang merupakan bagian dari isim ma’rifat.
                املع دق ةيك هنإف امكح درف كل امثيحعوقو                                           Jadi kalimat bid’ah di sini adalah isim nakiroh
           “Kullu itu kita hukumkan untuk majmu’ (sebagian atau                                  Dan KULLU di sana berarti tidak beridhofah (bersandar) kepada
           sekelompok) seperti ‘Sebagian itu tidak pernah terjadi’. Dan jika                     salah satu dari yang 5 diatas.


                         Wahabi Menuduh   6    Santri Menjawab                                                 Wahabi Menuduh    7   Santri Menjawab
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17