Page 120 - Wahabi Menuduh NU Menjawab Melestarikan Amaliyah NU
P. 120
َّ
َ
ُ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َ َ َ ْ ُ ْ Persiapkan Amal Shalih dalam Menyambut Ramadhan
هاقلي يِح ملسو ِهيلع للها لىص ِللها لوسرلف ،نآرقلا
َ َ ْ ُ ْ ّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ُ ْ Bila kita menginginkan kebebasan dari neraka di bulan Ramadhan
َ
ِةلسرملا ِ حيرلا نِم يلاب دوجأ ليبرج dan ingin diterima amalnya serta dihapus segala dosanya, maka
ِ
ِ ِ
ِ
ِ
harus ada bekal yang dipersiapkan.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang Allah ta’ala berfirman,
paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan َ ْ َ
َ
َ
َ
َ ً
َ
ُ ُ
ْ
ُ
َُّ َ
ُ َ ْ َ
Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap للها هرك نِكلو ة ل اوُّدعلأ جورلا اودارأ ولو
َ
َّدُع
malam untuk mengajarkan Al-Qur’an. Dan kedermawanan ِ
َ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang َ َ ْ َ َ ُ ُ ْ َ َ مهطَّبثَف ْ ُ َ ْ
ْ ُ
ِ
berhembus.” (HR. Bukhari-Muslim) (٤٦) نيِدِعاقلا عم اودعقا ليِقو َ َ مهثاعبنا
“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mere ka menyiapkan
An Nawawi berkata: “Ulama madzhab kami berkata: Yang sunnah persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai
adalah memperbanyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka.
dan mempelajarinya. Yaitu dengan cara, seseorang membaca Al- dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-
Qur’an di depan orang lain, lalu orang lain membaca di depannya. orang yang tinggal itu.” (At Taubah: 46).
Berdasarkan hadits sebelumnya dari Ibnu ‘Abbas” (Al Majmu’ Harus ada persiapan! Dengan demikian, tersingkaplah
Syarh Al Muhadzab, 6/274). ketidakjujuran orang-orang yang tidak mempersiapkan bekal untuk
Ibnu Rajab rahimahullah berkata tentang hadits tersebut: “hadits berangkat menyambut Ramadhan. Oleh sebab itu, dalam ayat di atas
ini dalil tentang dianjurkannya memperbanyak membaca Al- mereka dihukum dengan berbagai bentuk kelemahan dan kehinaan
Qur’an di bulan Ramadhan” (Lathaif Al Ma’arif, 169) disebabkan keengganan mereka untuk melakukan persiapan.
Sebagai persiapan menyambut Ramadhan, Rasulullah
Ketidaksiapan yang Berbuah Pahit memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. ‘Aisyah radhiallahu
‘anhu berkata,
Imam Abu Bakr Az Zur’i rahimahullah memaparkan dua perkara َ َ َ
ْ َ ْ ُ ُ َ َّ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُّ ْ َ ْ ً َ ُ َ ْ َ
yang wajib kita waspadai. Salah satunya adalah [رملأاب نواهلتا نِم ِهِماي ِ ص نِم ثركأ طَق رهش نِم امئاص هرأ ملو
ِ
ِ
ِ
ٍ
ْ
َ
ُ ُ َ َ َ َ
هتقو ضرح اذِإ], yaitu kewajiban telah datang tetapi kita tidak َّ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ
َ
َ
ُ
ِ
ُ
siap untuk menjalankannya. Ketidaksiapan tersebut salah satu ﻻإ َناَبْعَش موُصَي نك هك نابعش موصي نك نابعش
bentuk meremehkan perintah. Akibatnya pun sangat besar, yaitu
kelemahan untuk menjalankan kewajiban tersebut dan terhalang ً لايِلَق
dari ridha-Nya. Kedua dampak tersebut merupakan hukuman atas
ketidaksiapan dalam menjalankan kewajiban yang telah nampak di “Saya sama sekali belum pernah melihat rasulullah shallallahu
depan mata. (Badai’ul Fawaid 3/699) ‘alaihi wa sallam berpuasa dalam satu bulan sebanyak puasa yang
Wahabi Menuduh 222 Santri Menjawab Wahabi Menuduh 223 Santri Menjawab