Page 118 - Wahabi Menuduh NU Menjawab Melestarikan Amaliyah NU
P. 118
Dari Katsir bin Qois, ia berkata, aku pernah duduk bersama Abu berteman dengan penduduk langit, maka itu sudah mencukupi
Darda’ di Masjid Damasqus, lalu datang seorang pria yang lantas untuk menerangkan akan keutamaan ilmu. Apalagi kemuliaan
berkata, “Wahai Abu Ad Darda’, aku sungguh mendatangi dari dunia dan akhirat senantiasa meliputi orang yang berilmu dan
kota Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (Madinah Nabawiyah) dengan ilmulah syarat untuk mencapainya” (Miftah Daaris
karena ada suatu hadits yang telah sampai padaku di mana engkau Sa’adah, 1: 104)
yang meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Aku datang untuk maksud mendapatkan hadits tersebut. Dari hadits tentang keutamaan menuntut ilmu, maka tidak
Abu Darda’ lantas berkata, sesungguhnya aku pernah mendengar dibenarkan jika diadakan penutupan majelis ta’lim atau menuntut
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa ilmu sebagaimana yang terjadi saat ini.
menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat
meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Santri NU Menjawab
Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap
penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam enjelang bulan Ramadhan setiap muslim pasti akan
air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli disibukan dengan berbagai macam persiapan untuk
ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari Mmenyambutnya. Mulai dari persiapan rohani, jasmani
bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris maupun materi. Akan tetapi ada yang menarik perhatian saya
para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan melihat fenomena disekitar tempat tinggal saya. Yaitu Penutupan
tidak pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka pengajian karena sudah mau datang bulan Ramadhan. Hal ini
sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.” (HR. sempat menjadi bahan perenungan bagi saya, menjelang datangnya
Abu Daud no. 3641). bulan suci yang menjanjikan pahala berlimpah bagi yang beribadah.
Bukankah pengajian merupakan sebuah ibadah yang mendatangkan
Dan sungguh sangat indah apa yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim, pahala berlipat? Ya, majelis ilmu yang biasa disebut pengajian ini
justru ditutup pada bulan Ramadhan. Timbul pertanyaan dalam diri
يملاعلا بر نم برقلا لاا ملعلا ف نكي مل ولو saya, Apakah tidak salah? Padahal mereka berkesempatan untuk
mendapatkan llimpahan pahala yang berlipat dengan pengajian
علاا لملا ةبحصو ةكئلاملا ملاعب قاحلتلااو tersebut. saya pernah ditanya “kamu sudah penutupan pengajian
ةرخلآاو اينلدا زعو فيكف افشو لاضف هب فىكل belum?” Dengan jelas dan tegas saya menjawab “justru kami lebih
semangat dan sering ngaji di bulan Ramadhan” orang itu balik
لوصب طوشمو هب طونم bertanya “kok gak ditutup” saya agak bingung menjelaskanya,
karena yang seharusnya ditutup adalah tempat hiburan malam, Bar
“Seandainya keutamaan ilmu hanyalah kedekatan pada Rabbul dan diskotek serta tempat maksiat lainya bukan pengajianya.
‘alamin (Rabb semesta alam), dikaitkan dengan para malaikat,
Wahabi Menuduh 218 Santri Menjawab Wahabi Menuduh 219 Santri Menjawab