Page 89 - Wahabi Menuduh NU Menjawab Melestarikan Amaliyah NU
P. 89
Kesimpulan 13. DZIKIR JAHER BA’DA SHALAT
WAJIB
esimpulannya, ketika interpretasi sebagian ulama Wahabi Menuduh
bertentangan dengan pendapat ulama lainnya dan makna
Kteks tersurat (dzahirun nashs) hadits, maka yang ditetapkan yaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya :
(taqrir) adalah hukum yang sesuai dengan pendapat ulama yang “Bagaimana hukum mengeraskan suara dalam dzikir setelah
berdasrkan teks tersurat hadits shahih. Jadi, hukum doa qunut pada Sshalat?”
shalat Shubuh adalah sunnah ab’adl, yakni ibadah sunnah yang
jika lupa tertinggal mengerjakannya disunatkan melakukan sujud Jawaban.
sahwi setelah duduk dan membaca tahiyat akhir sebelum salam. Ada suatu hadits dalam Shahihain dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata:
Wallahu a’lam bi -shawab. ُ َ َّ ْ َ َّ ْ َ َ َّ َ َ ْ ُ ْ َ َّ
َ
ملاسلا ِهيلع بيلنا ِدهع ف ِةلاصلا ءاضِقنا فرعن ان
ِ
ِ ِ
ْ ّ ْ َّ ْ َ
ركِلذاب ِ توصلا ِعفرب
ِ
ِ
ِ
“Dahulu kami mengetahui selesainya shalat pada masa Nabi karena
suara dzikir yang keras”.
Akan tetapi sebagian ulama mencermati dengan teliti
perkataan Ibnu ‘Abbas tersebut, mereka menyimpulkan bahwa
ُ
َّ
lafal “ انك= Kunnaa” (Kami dahulu), mengandung isyarat
halus bahwa perkara ini tidaklah berlangsung terus menerus.
Berkata Imam Asy-Syafi’i dalam kitab Al-Umm bahwasanya
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeraskan suaranya ketika
berdzikir adalah untuk mengajari orang-orang yang belum bisa
melakukannya. Dan jika amalan tersebut untuk hanya pengajaran
maka biasanya tidak dilakukan secara terus menerus.
Ini mengingatkanku akan perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
tentang bolehnya imam mengeraskan suara pada bacaan shalat
padahal mestinya dibaca perlahan dengan tujuan untuk mengajari
orang-orang yang belum bisa.
Wahabi Menuduh 160 Santri Menjawab Wahabi Menuduh 161 Santri Menjawab