Page 153 - modul tekstil mala
P. 153
B. Syarat-syarat Zat Warna
Yang dimaksud dengan zat warna ialah semua zat berwarna
yang mempunyai kemampuan untuk dicelupkan pada serat tekstil
dan memiliki sifat ketahanan luntur warna (permanent). Jadi
sesuatu zat dapat berlaku sebagai zat warna, apabila : Zat warna
tersebut mempunyai gugus yang dapat menimbulkan warna
(chromofor), misalnya : nitro, nitroso, dan sebagainya. Zat warna
tersebut mempunyai gugus yang dapat mempunyai afinitas
terhadap serat tekstil auxsochrom misalnya amino, hidroksil dan
sebagainya. Zat-zat seperti cat tembok, cat besi, bahan pewarna
kue walaupun berwarna karena tidak mempunyai afinitas
(kemampuan mengadakan ikatan) terhadap serat tekstil tidak
dapat digolongkan sebagai zat warna.
C. Pemilihan Zat Warna Tekstil
Perkembangan yang pesat dari industri tekstil akan
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan bahan zat warna yang
berguna untuk mewarnai bahan-bahan tekstil. Dewasa ini
dipergunakan bermacam-macam jenis zat warna bergantung pada
jenis serat yang akan diwarnai macam warna, tahan luntur yang
diinginkan, faktor-faktor teknis dan ekonomis lainnya. Di dalam
praktik zat warna tekstil tidak digolongkan berdasarkan struktur
kimianya, melainkan berdasarkan sifat-sifat pencelupan maupun
cara penggunaannya.
zat warna tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Zat Warna Golongan 1
Golongan ini meliputi zat warna direk, asam, basa dan direk
dengan penyempurnaan resin. Penggolongan ini didasarkan
atas kelunturan zat warna tersebut dalam larutan amonia atau
asetat encer mendidih yang dilakukan menurut urutan yang
ditentukan.
Zat Warna dan Teknologi 143
Pencelupan