Page 51 - just duit_Spread
P. 51

bentuk segitiga itu  dianggap  sebagai  satu-satunya bentuk yang benar
        dan/atau  valid  dalam  kehidupan  ini.
           Sebaliknya,  pandangan  atau  penerimaan  masyarakat  dalam  suatu
        lingkungan,  menerima  dan/atau  mempercayai  bahwa  hidup  dan  ke-
        hidupan  ini  berbentuk  segitiga—dan  bukan  oval  atau  kubus—ka-
        rena  banyak  atau  semua  individunya  percaya  bahwa  hidup  dan  ke-
        hidupan  ini  berbentuk  segitiga.  Kumpulan  individu-individu  itu  di-
        namakan  masyarakat.  Dan kumpulan  masyarakat itu bisa dinamakan
        menjadi  lingkungan—apakah   bernama  daerah,  kota,  atau  negara.
           Dari  manakah  datangnya  keputusan  atau  pengertian  bahwa  hidup
        dan kehidupan  masyarakat tertentu itu berbentuk segitiga,  misalnya,
        dan bukan  oval atau kubus?  Hal itu berasal dari  kepercayaan atas  ide
        atau  pemikiran  tertentu  yang  didapat  dari  penyerapan  belajar  dan/
        atau  pengalaman,  baik yang  dialami  sendiri  maupun  yang  "diindok-
        trinasikan"  oleh  lingkungannya—keluarga  dan  masyarakat—sampai
        disimpulkan  bahwa  hidup  dan  kehidupan  itu,  menurut  orang  ter-
        sebut,  berbentuk  segitiga,  dan  bukan  bentuk  oval,  trapesium,  atau
        bentuk  lainnya.
           Kalau  kita  ibaratkan  secara  praktis,  yang  dimaksud  bentuk-ben-
        tuk  itu  bisa  berupa  kepercayaan  agama,  idiologi,  budaya,  kebiasaan
        hidup,  karakter  pribadi  maupun  masyarakat,  sampai  ke  kualitas  hi-
        dup  individu  maupun  masyarakat  tertentu.
           Nah,  dari  sinilah  terbentuknya  'warna'  masyarakat  atau  daerah
        atau negara, yang bisa bersifat pluralistik maupun berazaskan keper-
        cayaan tunggal.  Hal itu bisa ditemui  dalam  negara atheis,  atau negara
        agama,  atau  negara  liberal,  juga  untuk  masyarakat  dengan  hukum
         adat  tertentu,  atau  dalam  masyarakat  yang  masih  primitif.
           Nah,  jika  perbedaan  kepercayaan  itu  tidak  disadari  sebagai  hal
        yang  manusiawi—sehingga   bersifat  relatif subyektif—suatu  saat  dan
         dalam  suatu  kondisi  eksplosif,  bisa  terjadi  pertentangan  dan  bahkan
         bentrokan  kepercayaan,  yang  menimbulkan  perselisihan,  permu-
         suhan,  maupun peperangan  fisik.
           Mengapa   bisa  terjadi  pertengkaran?  Karena  individu  atau  ma-
         syarakat  "A"  berkeyakinan  bahwa  hidup  atau  kehidupan  ini  adalah


                                        35
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56