Page 54 - just duit_Spread
P. 54
menjadi bangsa yang besar bersatu, beda dengan sebelumnya yang
terus menerus terjadi perang saudara akibat perbedaan suku, daerah,
dan kepercayaan), sehingga sekalipun mendapat tekanan dari PBB
yang dikomandoi Amerika agar RRC menjadi negara yang demokratis
(ini pun merupakan ideologi juga), ide itu ditolak mentah-mentah.
Dan barangsiapa yang terus merongrong pemerintah China akan di-
hajar.
Coba anda bayangkan sejenak, mengapa bisa terjadi hal yang se-
demikian paradoksal? Di satu pihak komunisme bagaikan momok,
dan di satu pihak bagaikan dewa penyelamat bangsa? Apakah ko-
munisme secara hakiki salah/buruk atau benar/baik?
Jawaban saya ialah: relatif. Jika anda atau sesuatu masyarakat per-
caya bahwa komunisme adalah salah dan buruk, maka ia menjadi
salah dan buruk; demikian juga sebaliknya. Hal itu terjadi akibat ke-
percayaan dan perilaku yang berbeda. Sebagai misal: Anda adalah se-
gi tiga sedangkan Komunisme adalah segi empat, maka sampai ka-
pan pun tidak akan bisa klop. Mungkin kelak jika anda bisa diya-
kinkan sehingga kepercayaan anda telah menjadi segi empat, dan/
atau komunisme telah berubah menjadi segi tiga, barulah akan ter-
jadi titik temu, atau persamaan persepsi.
Contoh yang lain adalah tentang isu demokratisasi. Di mana-
mana, di seluruh dunia, kata demokrasi dipropagandakan dan di-
paksakan pelaksanaannya, termasuk di Indonesia. Tokoh-tokoh du-
nia berkampanye di dalam negeri, maupun di negeri orang lain yang
membutuhkan bantuannya serta di Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) bahwa setiap negara seharusnya menjadi negara yang demokratis
dan menghargai Hak Azasi Manusia (HAM) jika mau diterima da-
lam pergaulan internasional (apalagi jika membutuhkan bantuan da-
na internasional, hukumnya adalah wajib). Padahal, jika ditelusuri,
demokrasi itu tetap merupakan ide atau pemikiran orang dan seke-
lompok orang yang berlangsung sejak lama. Sejak jaman Socrates,
dan yang pada abad pertengahan mulai dipopulerkan oleh para filsuf
dari mazhab eksistensialisme dan humanisme. Baru pada tahun
1960-an gerakan yang meliberalkan hak-hak individu itu menjadi
budaya masyarakat baru di Amerika dan Eropa dan terus bergulir ke
38