Page 71 - just duit_Spread
P. 71
lainnya, atau diserang hama, atau bahkan dijarah oleh sekelompok
bandit menjelang panen! Alhasil, petani tersebut menabur, berjerih
payah, tapi tidak menuai hasil—suatu contoh kasus yang realistis
bukan?
Kalau saya boleh melenceng sedikit dari konteks, hukum 'tabur-
tuai' itu tidaklah selalu benar. Misalnya adalah tindakan kriminal
yang dilakukan oleh beberapa tipe manusia seperti misalnya koruptor,
pembunuh, pemerkosa, perampok, pencuri, penipu, penganiaya,
penjarah, provokator, dan sebagainya, yang tidak dapat dijangkau
hukum karena tidak tertangkap, ataupun sempat diadili namun bisa
bebas, atau terhukum ringan, karena menggunakan kuasa uangnya,
atau politik, atau kekuatan lain. Bahkan dalam banyak contoh, ko-
ruptor dan mafia bisa hidup nyaman, aman, dan makmur serta ter-
hormat, sekalipun mereka telah menabur kejahatan (yang terselubung
atau tidak terjangkau hukum).
Sebaliknya, orang-orang yang saleh, yang berbudi pekerti, yang
selalu berupaya menabur kebaikan dalam hidup, malahan hidup
miskin, susah, bahkan sering menjadi korban fitnah atau penipuan
dan 'kambing hitam' oleh 'orang kuat' yang jahat. Ironis bukan?
Jadi, kalau "menabur belum tentu menuai", apakah lantas lebih
baik menjarah saja—"tidak menabur, tapi menuai"? Dengan me-
ngatakan bahwa walau menabur, tapi belum tentu menuai, saya
hanya ingin mengatakan bahwa dalam proses antara menabur dan
menuai, ada sekian banyak faktor lain yang berperan, ada yang lang-
sung di bawah kontrol kita, ada yang tidak berada di bawah kontrol
kita secara perorangan.
Logika sebaliknyalah yang perlu anda perhatikan: tanpa menabur
(sendiri atau dengan menyuruh orang), tak mungkin anda menuai
sesuatu yang secara wajar menjadi hak anda. Secara logis lalu menja-
di jelas sekali, kalau mengharapkan sesuatu, mulailah berjuang un-
tuk sesuatu itu. Memang dalam perjuangan itu ada beberapa faktor
yang mungkin tidak kita kuasai yang bisa menggagalkan upaya kita;
tetapi jelas sekali bahwa tanpa perjuangan, kita tidak bisa mendapatkan
sesuatu yang kita harapkan itu secara wajar, manusiawi, dan
terhormat.
55

