Page 60 - ORASI ILMIAH PROF. DR. POPPY ANDI LOLO SH. MH.
P. 60

59







                                                             BAB IV

                                          HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


                        A. GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN ORANG


                        1. Sejarah Perdagangan Orang

                               Pencapaian  tujuan  penelitian  secara  komprehensif  dibutuhkan  data


                        dan  informasi  yang  sebanyak-banyaknya  sehingga  dapat  merumuskan

                        aspek-aspek  yang  dalam  pada  suatu  bidang  kajian  yang  dihadapi.  Salah


                        satu  aspek  yang  menjadi  unsur  pendukung  rekonstruksi  suatu  kejahatan

                        biasa  (ordinary  crime)  menjadi  kejahatan  luar  biasa  (extra  ordinary  crime)


                        adalah  mengungkap  sejarah  peradaban  umat  manusia.  Itulah  sebabnya

                        sehingga  setiap  penelitian  yang  bersifat  empirik membutuhkan  pendekatan

                        multi  disipliner  dan  salah  satu  pendekatan  yang  dibutuhkan  adalah


                        pendekatan  sejarah.  Oleh  karena  itu,  sejarah  sebagai  bagian  yang  tidak

                        terpisahkan, dalam analisis kriminologi.


                               Dalam  sejarah  bangsa  Indonesia,  perdagangan  orang  pernah  ada

                        melalui cara perbudakan atau penghambaan. Cara tersebut terjadi pada masa


                        kerajaan-kerajaan di Jawa. Perdagangan orang, khususnya perempuan, pada

                        saat  itu  merupakan  bagian  pelengkap  dari  sistem  pemerintahan feodal  yang


                        menjadi  salah  satu  model  pemerintahan  masa  lalu.  Pada  masa  itu,  konsep

                        kekuasaan  raja  digambarkan  sebagai  kekuasaan  yang  sifatnya  agung  dan


                        mulia. Kekuasaan raja tidak terbatas, hal ini tercermin dari banyaknya selir yang

                        dimilikinya.  Beberapa  orang  dari  selir  tersebut  adalah  putri  bangsawan  yang

                        diserahkan  kepada  raja  sebagai  tanda  kesetiaan.  Sebagian  lain  adalah
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65