Page 111 - S Pelabuhan 15.indd
P. 111

ATLAS  PELABUHAN-PELABUHAN  BERSEJARAH  DI  INDONESIA







            Salah satu yang menarik perhatian dari perdagangan kapur di wilayah

            Barus adalah dikeluarkannya sebuah prasasti yang berbahasa Tamil.
            Prasasti ini ditemukan di sebuah desa yang bernama Lobu  Tua,
            Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah (Sastri 1932, 314-
            316). Tempat ditemu kannya prasasti ini berupa sebidang tanah yang

            agak tinggi dan di sekelilingnya terdapat benteng tanah. Eks kavasi
            yang dilakukan di seki tar prasasti, berhasil menemukan pecahan-
            pecahan keramik T’ang dan Song (abad ke-10-13 Masehi) (Amba ry
            1984, 18). Lokasi ini berjarak sekitar 3 km. dari pantai. Sebenarnya

            ada prasasti Tamil lainnya di Lobu Tua, tetapi pada tahun 1795 pra-
            sasti ter sebut diledakkan oleh Raja Barus (Deutz 1885) dan satunya
            sekarang menjadi koleksi Musi um Nasional di Jakarta.


            Prasasti yang berangkatahun 1088 Masehi itu secara ringkas menye-
            butkan tentang adanya persekutuan dagang yang disebut “Yang
            kelima ratus dari seribu arah”. Mereka adalah orang-orang Tamil

            (India) yang diduga tinggal di daerah Barus dan mem beli komoditi
            hutan dari penduduk setempat. Adapun komoditi yang disebutkan
            dalam prasasti itu, antara lain ada lah batu mulia (saphir, batu
            bulan, jambrut, mutiara dan koral), hasil hutan (kapur, kemenyan,

            kapulaga, kunyit, cengkeh, dan cendana), dan komo diti dari jenis
            binatang (Sastri 1932, 314).
                                                                                           Prasasti Lobu Tuwa, Barus
            Beberapa hal yang menarik dari prasasti ini adalah penyebutan

            Vēlāpuram,  Vārōcu, dan tiga golongan (orang) yang diwajibkan membayar pajak/
            cukai sebagaimana ditafsirkan oleh Sub ba rayalu (2002, 22-26). Dua nama di muka
            (Vēlāpuram dan  Vārōcu) merupakan nama tem pat di mana para saudagar  Tamil

            tersebut berkumpul. Subbarayalu menafsirkan Vēlāpuram meru pa kan suatu tempat
            bahagian dari sebuah kota, dan tempat ini adalah sebuah pelabuhan laut tempat
            kapal-kapal dagang berlabuh untuk membongkar dan memuat barang dagangan
            (2002, 23). Kota mana yang dimaksud dalam prasasti tersebut mungkin menunjuk
            pada kata berikut nya, yaitu Vārōcu. Di mana lokasi kota ini, mungkin dapat dilihat

            dari sumber lain yang menye but kan kata yang sama.




                                                                                                                99
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116