Page 110 - S Pelabuhan 15.indd
P. 110

Dari keterangan sumber-sumber asing tersebut, jelas bahwa kawasan Barus sangat

                                     penting dalam perdagangan antarabangsa. Aktivitas pengambilan kapur barus di
                                     kawasan ini berlangsung sekurang-kurangnya hingga abad ke-16 Masehi. Hutan yang
                                     meng hasilkan getah kapur tersebut memang terbatas di satu kawasan lembah Sungai
                                     Singkel. Hasil hutan tersebut dibawa melalui Sungai Singkel dan kemudian jalan

                                     darat menuju Barus untuk dikapalkan ke berbagai penjuru. Meskipun melalui laut
                                     menuju pela buhan Barus lebih sulit jika dibandingkan dengan pelabuhan Singkel dan
                                     Sibolga, namun para saudagar lebih suka mengambil barang komoditinya (separti
                                     emas, sutera, benzoin, dan kapur barus dalam jumlah yang banyak) ke pelabuhan

                                     Barus seperti yang diceri terakan oleh Tomé Pires (Cortesão 1944, 161)

                                     Kapur Barus (camphor) adalah suatu produk alamiah dalam ben tuk kristal yang diha-

                                     silkan oleh sejenis pohon yang tumbuh di hutan tropik Sumatera, Kalimantan, dan
                                     Semenan jung Tanah Melayu. Produk alamiah ini sudah lama dikenal dan diperjual-
                                     belikan orang sebagai barang komo diti yang eksklusif. Bilamana komoditi ini mulai
                                     diperda gangkan orang tidak ada satupun sumber tertulis yang menyebutkan. Catatan

                                     tertua menge nai barang komoditi ini ber asal dari masa dinasti Cina selatan (abad
                                     ke-6 Masehi). Catatan itu menyebutkan bahwa salah satu produk dari lang-ya-shiu
                                     di wilayah Seme nanjung adalah parfun Po-lu. Para pakar meng identifi kasikan Po-lu
                                     sebagai terje mahan dari Barus, sebuah toponim terkenal yang loka sinya terletak di

                                     pantai barat Sumatera Utara (Wolters 1967, 122).

                                     Berita tertulis lain yang menyebutkan tentang kapur barus berasal dari abad ke-9
                                     Masehi. Kitab yang bernama  Yu-yang-tsa-tsu menyebutkan  Ku-pu-p’o-lu (=kapur

                                     barus). Kitab  Chau-ju-kua (abad ke-13 Masehi) me nulis, ada dua tempat yang
                                     mengha silkan kapur, yaitu P’o-ni yang di identi fi kasikan sebagai Kalimantan, dan Pin-
                                     su yang diidentifi kasikan se ba gai Barus (Hirth & Rockhill 1966, 194). Berdasarkan

                                     berita Cina, para saudagar Cina menamakan kapur barus dengan sebutan Na-tsi.

                                     Komoditi yang dapat dikatakan komoditi eksklusif dari Śrīwijaya adalah kapur barus.
                                     Para saudagar Cina menyebut komoditi ini dengan nama Na-shi dan mem ba ginya

                                     dalam beberapa kualitas sesuai dengan kemurniannya. Kapur yang berkualitas baik
                                     dan berbentuk kristal disebut “kapur bunga plum”. Kapur yang kualitasnya rendah
                                     disebut dengan “kapur emas bawah”. Kapur remukan disebut “kapur beras”, tetapi
                                     bila jenis ini sudah bercampur dengan serpihan disebut “kapur abu-abu” (Wibisono

       98                            1993, B5-5).
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115